KRAMAT – Nenek dari tiga cucu ini bernama Ratinah. Dia tinggal di RT 1 RW 4 Desa Kemuning, Kecamatan Kramat, Kabupaten Tegal. Rumah yang ditempatinya itu, kondisinya sangat memprihatinkan. Dinding rumahnya hanya menggunakan anyaman bambu atau geribik. Lantainya masih tanah. Dapurnya juga berantakan. Tanpa ada kompor gas. Yang ada hanya tungku kayu bakar. Tungku itu digunakan untuk memasak. Genting rumahnya juga banyak yang bocor. Parahnya lagi, mereka tidak memiliki tempat tidur. Setiap tidur, keluarga nenek ini hanya menggunakan tikar.
Di rumah itu, Ratinah yang sudah berusia 78 tahun ini hidup bersama tiga cucunya dan anaknya atau ibu dari ketiga cucunya itu. Anak Ratinah bernama Demes, 53. Sedangkan ketiga anak Demes yakni, Teguh,20, Andika Zuliyansah,11, dan Firman Fauzi,9.
Belum lama ini, Teguh merantau ke Jakarta untuk mencari nafkah. Sedangkan kedua adiknya, masih sekolah di kampung halaman. Untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari, Demes terpaksa bekerja serabutan. Penghasilan yang dia peroleh tidak banyak. Hanya bisa digunakan untuk makan bersama kedua anaknya dan ibunya yang sudah lanjut usia.
“Saya kerja apa saja, yang penting halal, bisa untuk makan keluarga,” kata Demes, kemarin.
Menurut Demes, ibunya sudah tidak bisa beraktifitas. Ibunya hanya mengasuh anaknya ketika dirinya sedang mencari nafkah. Hidup yang diselimuti kesulitan itu, sebenarnya sudah berlangsung lama. Namun, Demes dan keluarganya tetap tegar menghadapinya.
“Kalau saya tidak kerja, keluarga kami mau makan apa. Yang penting kami bisa makan,” ucapnya lagi.
Sementara, Susilo, salah satu warga Desa Sidaharja, Kecamatan Suradadi, Kabupaten Tegal saat melihat kondisi rumah Ratinah, pihaknya langsung melaporkan ke Plt Bupati Tegal Umi Azizah. Tanpa menunggu lama, Umi Azizah langsung memerintahkan Camat Kramat untuk mengecek ke lokasi.
“Bu Umi langsung merespon. Langsung menyuruh Pak Camat untuk melihat kondisi rumah Ibu Ratinah. Beliau menjanjikan akan mengalokasikan anggaran untuk perbaikan rumah Ratinah,” kata Susilo yang juga anggota Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) Cabang Kabupaten Tegal.
Rencananya, lanjut Susilo, bantuan dari pemerintah itu akan menggunakan Dana Desa (DD). Nominalnya sekitar Rp 30 juta. Meski sudah dijanjikan, tapi Susilo tidak tahu kapan penggelontoran dana tersebut.
“Sepertinya mau dimasukkan ke program RTLH,” ucapnya.
Selain akan mendapat bantuan dari pemerintah, keluarga Ratinah juga mendapat bantuan makanan dari HIPMI. “Kami membantu beras. Tapi nanti kami juga akan memberikan bantuan berupa peralatan rumah tangga,” kata Susilo menambahkan. (troy)