Suradadi – Pemerintah Kabupaten Tegal melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) dan Palang Merah Indoneia (PMI) mulai menyalurkan bantuan kepada sejumlah warga terdampak bencana angin puting beliung di Desa Bojongsana dan Desa Kertasari Kecamatan Suradadi, Rabu (07/02/2024) siang. Kejadian bencana yang merusak puluhan rumah warga di dua desa ini terjadi pada hari Selasa sore (06/02/2024) sore.
Pada kesempatan ini, Pj Bupati Tegal Agustyarsyah beserta istri didampingi Sekretaris Daerah Kabupaten Tegal Amir Makhmud dan sejumlah pejabat lainnya secara simbolis menyalurkan bantuan bahan pangan dan material bangunan untuk mengganti atap rumah warga yang rusak.
Saat pertemuannya dengan warga terdampak bencana di Balai Desa Bojongsana, Agustyarsyah menyampaikan keprihatinannya atas musibah yang menimpa warga Bojongsana dan Kertasari. Dia pun berharap, kejadian bencana yang baru pertama kalinya terjadi di kedua desa tersebut tidak berulang.
Meski demikian dirinya mengaku lega karena angin kencang yang merusak 181 rumah di Desa Kertasari dan 19 rumah di Desa Bojongsana ini tidak sampai mengakibatkan jatuhnya korban jiwa maupun luka berat. Masyarakat pun diimbau meningkatkan kewaspadaannya seiring dengan potensi cuaca ekstrem yang terjadi di musim penghujan ini.
“Angin kencang masih berpotensi terjadi di musim penghujan ini. Sehingga masyarakat harus tetap waspada dengan cuaca ekstrem yang ditandai angin kencang dan hujan deras ini,” ucap Agustyarsyah.
Selain memastikan pendataan korban bencana dilakukan secara menyeluruh, pihaknya juga meminta BPBD dan PMI segera menyalurkan bantuan material atap untuk perbaikan rumah-rumah warga yang mengalami kerusakan berat.
“Pemerintah desa dan warga bisa bergotong royong memperbaiki atap rumah yang rusak. Jangan sampai ada korban luka pasca bencana karena kejatuhan genteng. Apalagi ini musim penghujan, kalau atap belum beres air bisa masuk ke rumah,” pesannya.
Di lokasi bencana di Desa Kertasari jejak puting beliung masih tampak, di mana pecahan genteng dan asbes rumah warga terlihat berserakan di tepi jalan. Pohon-pohon berdiameter 20-50 sentimeter bahkan ambruk dan sebagian menimpa rumah warga. Warga pun secara swadaya memperbaiki atap rumahnya, juga atap masjid desa setempat yang tidak luput dari terjangan angin kencang.
Namun demikian, tidak semua kerusakan atap rumah warga ini bisa diperbaiki segera. Salah satunya milik Aji Kristino (46), warga Desa Kertasari karena 60-70 persen asbes dan galvalum sebagai penutup atap rumahnya rusak, termasuk rangka baja ringannya juga terlepas dari bangunan rumah.
“Musibah ini berat bagi kami karena praktis rumah sudah tidak bisa dihuni. Saya berharap bantuan dari pemerintah bisa cepat datang dan tersalurkan,” pintanya.
Sementara Astri Wibowo (45) sedikit beruntung karena kerusakan terjadi di bagian atap teras rumahnya dan sebagian ruang keluarga. Selain harus membuat atap teras yang baru, dirinya juga membutuhkan genteng 1.000 biji untuk mengganti genteng yang rusak. Pun demikian dengan Komarudin (42) yang menaksir biaya perbaikan atap rumahnya mencapai Rp5 juta.
Menanggapi ini, Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Tegal Elliya Hidayah berjanji pihaknya akan menyalurkan bantuan berupa material bangunan secara bertahap seperti genteng, galvalum, asbes, rangka galvalum, rangka kayu dan sejumlah kebutuhan pokok warga.
“Dari hasil asesmen lapangan, kami akan memberikan bantuan material sebagai stimulan perbaikan rumah warga. Untuk genteng kami pastikan hari ini akan tersalurkan ke warga terdampak,” ujarnya.
Pihaknya juga menyampaikan ucapan terima kasih kepada para pihak yang telah berpartisipasi membantu penanganan pasca bencana, termasuk pelaku usaha melalui donasi dana corporate social responsibility (CSR). (EW/hn)