Scroll kebawah untuk baca artikel
Rubrik Cipok

Berdalih “Self Reward” Nyatanya Perilaku Konsumtif

×

Berdalih “Self Reward” Nyatanya Perilaku Konsumtif

Sebarkan artikel ini
Ilustrasi self reward (foto: pixabay)
Larasati Randiraparsa – Manajemen Internasional – Feb. Unsoed Purwokerto.

Pernahkah kalian bertemu dengan orang yang selalu mengatakan “Yuk beli ini, Self reward kita”.

“Yuk, kita nongkrong di caffe A, self reward kita” atau justru diri kalian sendiri selalu mengatakan “nggak papa, kan self reward”.

Self reward memang hal yang baik untuk diri kita, biasanya self reward dilakukan ketika diri ini mampu mencapai suatu pencapaian tertentu, contohnya ketika seseorang berhasil melewati ujian sekolah, selama masa ujian mungkin orang ini selalu belajar, mengurangi waktu tidur, dan ketika sudah berhasil melewati ujian tersebut orang tersebut dapat mengapresiasi dirinya dengan membeli makanan kesukaan atau melakukan me time.

Jika dalam tim, biasanya tim tersebut memiliki target-target pencapaian, dan ketika sudah tercapai targetnya maka orang-orang di dalam tim tersebut bisa menghabiskan waktu bersama sama walaupun hanya sekedar makan bersama di luar jam kerja atau bisa juga berlibur bersama.

Self reward memanglah bagus terutama untuk kesehatan mental karena dapat memberikan efek yang positif, tetapi apakah kalian yakin yang kalian lakukan selama ini betul self reward?.

Jika kalian kerap membeli barang terus-terusan dengan dalih self reward perlu kalian teliti kembali apakah benar self reward? alih-alih berdalih self reward ternyata yang dilakukan justru perilaku konsumtif.

Perilaku konsumtif menurut saya dapat diartikan dengan mengkonsumsi atau membeli barang secara berlebihan yang belum tentu barang tersebut berguna, atau bisa juga diartikan mengeluarkan uang terlalu sering namun untuk hal yang tidak berguna yang mana sebenarnya masih banyak kebutuhan pokok yang harus dibeli tapi mengutamakan kebutuhan tidak pokok terlebih dahulu.

Setelah melihat pengertian di atas perilaku konsumtif yang mengatas namakan self reward tentu kurang tepat diterapkan dalam diri manusia karena, tentu saja hal tersebut dapat membuat keuangan kalian tidak sehat.

Untuk menghindari perilaku konsumtif berbentuk self reward tersebut kalian bisa melakukan banyak cara, misalnya :

  1. Mulai atur keuangan
    Mengatur keuangan kini tidak harus manual menulis di buku, banyak aplikasi yang dapat di install di smartphone kalian untuk membantu mengatur keuangan.
  2. Membuat list kebutuhan
    Membuat list kebutuhan juga dapat membantu, caranya buatlah list dari kebutuhan pokok terlebih dahulu, dengan begitu kalian akan memahami “kebutuhan apa saja sih yang penting untuk dibeli?”.
  3. Atur pengeluaran untuk self reward
    Setelah membaca tulisan di atas bukan berarti self reward tidak boleh, tentu boleh tapi bukan berati harus konsumtif, nah kalian bisa membudget pengeluaran kalian untuk self reward dan atur sebaik mungkin ya.
  4. Kontrol diri
    Nah, yang paling penting kalian harus pandai mengontrol diri untuk tidak melakukan hal-hal konsumtif dengan dalih self reward.
  5. Investasi
    Selain itu, kalian juga bisa mempelajari tentang investasi yang justru dapat bermanfaat, kalian bisa menggunakan dana kalian untuk investasi tersebut, sehingga pengeluaran kalian lebih bermanfaat.

Yuk, mulai pahami apakah kalian benar-benar self reward? atau justru konsumtif?

 

Redaksi korantegal.com menerima tulisan untuk dimuat dirubrik cipok (moci dan ndopok), tulisan tersebut bisa berupa Opini, Cerpen, Pengetahuan, Wacana, dll.
Kirim artikel tersebut ke [email protected] atau [email protected]
Isi dari tulisan bukan tanggungjawab Redaksi.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.