SLAWI, korantegal.com – Sejumlah warga Desa Tuwel, Kecamatan Bojong alami gejala khas Covid-19, setelah takziah ke rumah duka kerabatnya yang meninggal dunia. Beruntung, Bupati Tegal Umi Azizah yang mengetahui akan hal tersebut segera berkomunikasi dengan Satgas Jogo Tonggo lingkungan setempat dan mengundang Puskesmas Bojong untuk melakukan tes usap antigen massal. Hasilnya, 40 orang terkonfirmasi positif Covid-19.
Ditemui di rumah dinasnya, Selasa (29/06/201) sore, Umi mengungkapkan jika temuan klaster penularan tersebut berawal dari salah seorang kerabatnya yang terkonfirmasi positif setelah menjalani uji usap antigen. Dari sini, Umi mendapati jika kerabatnya tersebut bersama sejumlah warga Desa Tuwel lainnya sempat bertakziah ke Desa Gendowang, Kecamatan Moga, Kabupaten Pemalang dan Desa Kedawung Kecamatan Bojong. Belakangan diketahui jika mereka yang meninggal dunia positif Covid-19.
Setelah dikonfirmasi, warga lain yang mengikuti takziah tersebut ada yang mengalami gejala sakit seperti demam, sakit kepala, radang tenggorokan, nyeri persendian, diare hingga hilang indera penciuman. Dari sini, Umi pun segera berkoordinasi dengan Puskesmas setempat untuk melakukan tes usap antigen massal yang diselenggarakan di SMP NU 01 Bojong, Sabtu (26/06/2021) sore.
“Dari tes pertama yang diikuti 53 orang tersebut ditemukan 21 warga terkonfirmasi positif dan kita lanjutkan pada Senin (28/06/2021) yang diikuti 73 orang dengan hasil 19 orang positif Covid-19. Jadi totalnya 40 orang, satu diantaranya warga Desa Mucanglarang, Kecamatan Bumijawa,” ungkapnya.
Umi yang juga menjabat Ketua Satgas Penanganan Covid-19 Kabupaten Tegal ini menguraikan, dari 39 warga Desa Tuwel yang terkonfirmasi positif, 35 orang berasal dari RW 04 dan 4 orang dari RW 01. Dari temuan kasus tersebut, tiga diantaranya dirujuk perawatannya ke rumah sakit karena mengalami gejala sesak nafas dan memiliki riwayat penyakit penyerta, selebihnya isolasi mandiri di rumah masing-masing.
Umi pun menjelaskan, mereka yang mengikuti tes usap ini bukan saja warganya yang mengikuti takziah dan kontak erat, melainkan juga warga Desa Tuwel lainnya yang memiliki gejala atau berisiko tinggi terpapar virus seperti tenaga kesehatan dan pedagang.
“Benar saja, warga yang positif Covid-19 tidak saja dari klaster takziah, tapi ada juga dari tenaga kesehatan, pedagang pasar tradisional dan pedagang di objek wisata Guci,” katanya.
Melihat kasus penularan masif di desanya ini, Umi bersama Satgas Jogo Tonggo RW 04 segera membagi peran untuk melakukan lockdown mikro, mulai dari edukasi pada keluarga yang sedang menjalani isolasi mandiri hingga pemenuhan kebutuhan logistik yang dihimpun dari swadaya warga setempat.
“Anak muda dan juga ibu-ibu di Desa Tuwel ini kompak dan responsif. Dengan cepat mereka membagi tugas, termasuk membuka dapur umum untuk memasok kebutuhan makan, vitamin dan buah-buahan warganya yang sedang jalani isoman,” ujarnya.
Dihubungi secara terpisah, Ketua RW 04, Desa Tuwel, Kecamatan Bojong Fatoni mengatakan jika temuan kasus positif ini didukung oleh kesadaran warganya untuk mengikuti tes uji usap antigen. “Setelah mendapat pesan dari ibu bupati, kami segera sampaikan pengumunan ke warga lewat grup whatsapp bahwa akan dibuka tes antigen massal. Alhamdulillah, responnya bagus dan warga antusias,” kata Fatoni.
Menurutnya, kesadaran dan kejujuran warga terutama kontak erat kasus positif atau yang mengalami gejala sakit untuk menjalani tes usap antigen ini sangat penting guna mengetahui kondisi kesehatannya. Jika memang terkonfirmasi bisa segera diambil upaya penyembuhannya, termasuk menghindari interaksi fisik dengan isolasi mandiri, sehingga tidak ikut memperpanjang rantai penularan.
(HR/HN)