SLAWI, korantegal.com – Jika kalian sedang berkunjung ke Slawi, yang merupakan jantung wilayah Kabupaten Tegal ini tak lengkap rasanya jika tak mencicipi sedapnya soto dimpil. Kuliner satu ini memang sudah tak asing bagi masyarakat Slawi, pasalnya soto dimpil sudah ada sejak tahun 1960-an. Meski sudah lama berdiri dan banyak makanan modern yang berkembang, soto ini masih ramai dinikmati oleh para penikmatnya.
Walaupun tempatnya sederhana, banyak para pelanggan yang rela mengantri demi menikmati satu porsi soto dimpil panas ditemani es teh manis. Apalagi jika jam makan siang tiba, kalian harus siap ekstra sabar dalam hal mengantri. Pelanggan soto ini pun dari berbagai kalangan, mulai pegawai bank, pelajar, wiraswasta, guru hingga pegawai pemerintahan.
Bahan dari soto dimpil ini sebenarnya hampir sama dengan soto tauco khas Tegal pada umumnya. Tersedia soto ayam, soto babad, soto daging dan soto campur. Namun, yang membuatnya berbeda adalah kuah soto yang cukup kental karena terdapat campuran santan dan porsi yang disajikan lebih besar dari pada soto tauco. Harga satu porsinya juga cukup terjangkau untuk soto ayam dan soto babad hanya Rp13.000 dan Rp14.000 untuk soto daging maupun soto campur.
Untuk menikmati semangkok soto dimpil ini, kalian bisa datang di beberapa warung yang tersebar di wilayah Slawi, diantaranya soto dimpil jalan Mayjen Sutoyo Slawi Wetan atau depan PT. Gunung Slamet, soto dimpil jalan Dr. Soetomo atau dekat lampu merah Brigif 4/ Dewa Ratna Slawi, soto dimpil depan SMP Dharma Bakti Slawi dan terakhir soto dimpil yang berada di area pujasera Taman Rakyat Slawi.
Keempat warung tersebut merupakan keluarga atau generasi asli dari Bu Dimpil. Nama Dimpil sendiri diambil dari nama buyut yang menciptakan hingga mempopulerkan soto tersebut. Awal mulanya, warung soto dimpil yang pertama berada persis di depan Klenteng Hok Ie Kiong Slawi kemudian seiring berjalannya waktu berpindah tempat di depan Bioskop Rama Slawi. Pada tahun 1991, Bu Dimpil meninggal dunia dan warung soto yang pertama itu dikelola oleh sang anak bernama Suswanto yang sekarang menetap di depan PT. Gunung Slamet.
Seperti hanya Suswanto, anak dari Bu Dimpil yang bernama Suswanti ini juga mengikuti jejak sang ibu untuk berjualan soto. Warung soto dimpil milik Suswanti ini dikenal orang dengan soto dimpil “Mba Ugi” yang berada di jalan Dr. Soetomo Slawi.
“Awal mulanya saya masih ikut membantu di warung asli, yang sekarang depan PT. Gunung Slamet. Kemudian tahun 2015 saya mencoba berdiri sendiri membuat warung soto dimpil ini,” kata Ugi di warung sotonya. Ia menambahkan, sebelum menempati warung yang sekarang, dirinya berjualan di depan Lapangan Aspol Kalibliruk Slawi.
Nah, bagaimana? Tertarik untuk mencicipi soto dimpil khas Slawi ini? Bagi kalian yang penasaran silahkan datang saja di beberapa warung soto dimpil. Meskipun berbeda tempat, namun jangan salah. Rasanya tetap enak dan lezat. Salam kuliner. (OI)