Scroll kebawah untuk baca artikel
Inspire Slawi

Hebat! Filantropi untuk Pedagang Sayur dan Manisan saat Wisata Guci Tutup

×

Hebat! Filantropi untuk Pedagang Sayur dan Manisan saat Wisata Guci Tutup

Sebarkan artikel ini
Konsumen sedang membeli sayuran di halaman belakang kantor Disporapar Kabupaten Tegal dari pukul 11.00 sampai 15.00.

SLAWI, korantegal.com – Guna menekan penularan Covid-19 Pemkab Tegal mengeluarkan kebijakan menutup sementara objek wisata selama dua minggu, terhitung sejak 10-23 Juni 2021, hal ini membuat sejumlah pelaku usaha ikut terdampak, termasuk pedagang sayur di objek wisata Guci yang biasa menjual hasil buminya pada wisatawan. Sebagai alternatifnya, Dinas Pemuda, Olahraga dan Pariwisata (Disporapar) Kabupaten Tegal berinisiatif membantu penjualan komoditas sayur milik pedagang tersebut langsung ke konsumen.

Gayung pun bersambut, lewat gerakan peduli pedagang (GPP), ratusan paket sayur dari pedagang Guci berhasil terjual setiap harinya. Kepala UPTD Pengelolaan Objek Wisata Ahmad Abdul Khasib, penggagas gerakan ini, saat ditemui di ruang kerjanya di Disporapar Kabupaten Tegal pada Kamis (17/06/2021) pagi mengungkapkan jika pihaknya hanya ingin membantu agar dampak dari penutupan objek wisata tidak sampai mematikan pendapatan pedagang yang mengandalkan penghasilan harian.

“Sejak mendengar adanya rencana penutupan objek wisata ini kami segera berkomunikasi baik di lingkup internal maupun bersama komunitas pedagang di objek wisata Guci, meskipun baru penjual sayur, buah dan manisan karena komoditas ini cenderung mudah busuk, tidak bisa disimpan untuk jangka waktu lama” kata Khasib,

Khasib mengungkapkan, penjualan sayur ini awalnya hanya untuk melayani pemesanan internal di lingkup instansi pemerintah daerah saja dengan cara pesan antar. Tapi sekarang melebar hingga instansi swasta.

“Awal pemasarannya hanyalah antar teman, antar dinas. Kita nitip pesan untuk dibantu menjualkan paket sayuran tersebut. Tapi kian waktu permintaan terus meningkat hingga menjangkau kawan-kawan di intansi swasta khususnya di Kota Slawi,” ujarnya.

Setiap paket sayuran dijual seharga Rp 15 ribu, sedangkan untuk buah dan manisan dijual antara Rp 15 ribu hingga Rp 100 ribu, tergantung kesepakatan pedagang dengan pemesan. Pihaknya juga tidak mengambil untung dari transaksi penjualan sayuran tersebut karena niatnya hanyalah membantu meringankan beban warga pedagang sayur Guci.

Melihat animo konsumen yang melonjak tajam, terhitung sejak Senin (14/06/2021) lalu, skema penjualannya diubah menjadi direct selling atau penjualan langsung. Konsumen dapat membelinya di halaman belakang kantor Disporapar Kabupaten Tegal dari pukul 11.00 sampai 15.00.

“Setiap harinya, tidak kurang 172 paket sayuran dan puluhan kilogram buah serta manisan terjual habis. Di sini, sayuran sudah dikemas dalam bentuk paket oleh pedagang yang isinya aneka jenis sayuran segar. Jadi konsumen tidak bisa memilih semisal untuk jenis sayuran tertentu saja, harus satu paket,” tuturnya.

Disinggung tentang omset penjualan sepankang GPP ini, Khasib menyampaikan nilai transaksi yang berhasil dibukukan lebih dari Rp 10 juta. “Rencananya GPP ini akan berjalan hingga Rabu (23/06/2021) mendatang,” ujarnya. (AD/HN)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.