Scroll kebawah untuk baca artikel
Tegal - Slawi

Peringati HPSN 2021, Pemkab Tegal Gelar Lomba Inovasi Pengelolaan Sampah

×

Peringati HPSN 2021, Pemkab Tegal Gelar Lomba Inovasi Pengelolaan Sampah

Sebarkan artikel ini
Sampah terbuang tanpa di kelola dengan baik.

SLAWI, korantegal.com – Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Tegal menggelar sejumlah kegiatan dan lomba dalam rangka memperingati Hari Peduli Sampah Nasional (HPSN) 2021, dengan mengusung tema “Sampah Bahan Baku Ekonomi Dimasa Pandemi”. Menurut Kepala Dinas DLH Kabupaten Tegal Muchtar Mawardi, saat ditemui diruang kerjanya, pada selasa (23/02/2021) mengatakan, Kegitan lomba yang akan dilakukan antara lain lomba desain Logo Desa Merdeka Sampah dan Video Inovasi Pengelolaan Sampah.

“Untuk lomba desain logo desa merdeka sampah dan video inovasi pengelolaan sampah akan digelar mulai tanggal 22 Februari sampai dengan 02 Maret 2021. Masyarakat dapat melihat informasi lebih lanjut disosial media DLH Kabupaten Tegal,” katanya.

Selain itu, sejumlah kegiatan juga akan diadakan, seperti Launching Kabupaten Tegal Tersenyum pada 23 Februari 2021. Kemudian, Talk Show dengan tema “Sampah Gawe Berkah karo Bungah” dan bertempat di Trasa Coworking Slawi pada 25 Februari 2021, serta Gerakan Pekan Sedekah Sampah (GPSS) yang akan diikuti oleh seluruh OPD yang ada di lingkungan Pemerintah Kabupaten Tegal. Sedangkan, untuk Launching Program Merdeka Sampah masih menunggu regulasi dari desa, Kecamatan dan Kabupaten.

“Terkait Launching Program Merdeka Sampah, memang kita usakahan akan dilaksanakan pada bulan Maret ini. Jadi untuk saat ini masih diproses supaya kedepannya regulasinya jelas. Sedangkan untuk GPSS, nantinya sampah yang ada dimasing-masing OPD akan kita jemput dan hasil pengelolaan sampah tersebut dijadikan atau dimanfaatkan untuk kegiatan sosial, seperti diberikan kepada anak yatim atau bisa juga dalam penanganan Covid-19 di Kabupaten Tegal,” jelasnya.

Ditanya soal program penyelesaian sampah ditahun 2021, ia menjabarkan bahwa pengangkutan sampah tidak lagi menggunakan sistem lama, yaitu kumpul, angkut dan buang. Melainkan, menggunakan sistem pengelolaan sampah hulu hilir, dengan mengedepankan pengelolaan sampah melalui pengurangan sampah, mulai dari pilah sampah sejak dari rumah, kemudian masuk ke bank sampah, dimana sampah akan dipilah sesuai manfaatnya seperti sampah anorganik yang bisa dijual kepengepul, dan sampah organik yang dijadikan pupuk atau budi daya magot.

“Kalau kita masih menggunakan sistem yang lama, tidak ada edukasi untuk masyarakat, tidak ada perubahan perilaku, dan tidak ada empati atau kepedulian seperti membuang sampah sembarangan. Dengan adanya program merdeka sampah ini, masyarakat harus memilih dan memilah sampah dari rumah kemudian masukan ke bank sampah untuk pemanfaatan,” jelas Muchtar.

Selanjutnya, mengingat adanya pandemi Covid-19 sejak 2020 lalu, membuat volume sampah meningkat. Khususnya sampah medis, terlebih sampah jenis ini menurutnya membutuhkan penanganan yang khusus. “Setelah pandemi, sampah meningkat, utamanya sampah medis seperti masker sekali pakai dan Alat pelindung diri yang digunakan para Nakes, termasuk barang-barang yang dikenakan oleh pasien yang telah terkonfirmasi positif, harus dimasukan ke insinerator,” katanya.

Menurut Muchtar, pada tahun 2019 setiap harinya, DLH hanya mengangkut 30 truk sampah perhari, dimana dalam 1 truk dapat mengangkut sampah 6 ton. Artinya, dalam tahun tersebut hanya menghasilkan 180 ton setiap harinya. Sedangkan ditahun 2020 volume sanpah meningkat hingga 420 ton perhari yaitu 80 truk setiap harinya.“Kendati demikian, kondisi tersebut membuat Tempat Pembuangan Sampah (TPAS) Penujah sekarang ditetapkan sebagai darurat TPAS meskipun saat ini Kota Slawi sudah dinyatakan bersih dari sampah. Makanya, sistem kumpul angkut buang ini harus segera dirubah. Sehingga, solusi untuk hal ini yaitu sarana prasarana harus segera diperbaiki, perluasan tanah dan membuat TPAS Penujah sesuai standar,” ungkapnya.

Untuk itu, terakhir ia berharap agar TPAS Penujah menjadi TPAS yang berbasis sanitary landfill, kemudian ia tak lupa berpesan kepada masyarakat untuk berhenti membuang sampah sembarangan, dan kepada pihak desa dimohon untuk tidak mendirikan Tempat Pengelolaan Sampah (TPS) dipinggir jalan atau dipinggir sungai. Hal ini dikarenakan dapat membuat sampah membeludak, sehingga disarankan TPS dibangun dengan sistem 3R (Reuse, Reduce, Recycle). “Saya mengharapkan masyarakat memiliki kesadaran serta kepedulian terhadap pengelolaan sampah, saya juga memohon respon dan kerjasamanya baik masyarakat maupun OPD untuk mendukung program prioritas seperti Kabupaten Tegal merdeka sampah,” tutupnya.(AD)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.