SLAWI, korantegal.com – Anggota Difabel Slawi Mandiri (DSM) resmi memiliki rumah produksi sendiri yang nantinya bisa dimanfaatkan untuk memajang dan memasarkan beragam hasil karya mereka. Rumah Produksi Difabel Kreatif yang beralamat di Jalan Raya Utara Adiwerna, Kemayaran, Tembok Banjaran, Kecamatan Adiwerna, Kabupaten Tegal tersebut diresmikan langsung oleh Bupati Tegal Umi Azizah, pada Jumat (26/2/2021) kemarin.
Bupati Tegal Umi Azizah, memberikan apresiasi dan ucapan terima kasih kepada para donatur yang telah berdonasi membantu proses renovasi dan penyediaan sarana prasarananya. Donatur yang dimaksud seperti dari PT. Merdeka Bahari Indonesia (MBI), CV Insan Media, Paguyuban Agen Elektronik Perbankan (Paelink) Kabupaten Tegal, dan Bank Jateng Cabang Slawi.
Tak lupa Umi juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang ikut bekerja, membantu menyiapkan segala sesuatunya sehingga rumah produksi ini dapat beroperasi. Kehadiran rumah produksi ini tentunya juga tidak terlepas dari ikhtiar dan kerja keras kawan-kawan Difabel Slawi Mandiri yang aktif membangun komunikasi dan kerja sama dengan banyak pihak, didorong motivasinya yang kuat dan tulus membantu sesama.
“Untuk itu saya titip pesan, bagaimana selanjutnya rumah produksi dapat dikelola dengan baik, memotivasi kegiatan usaha, mengubah pola pikir, meningkatkan kepercayaan diri penyandang disabilitas yang lainnya untuk memulai dan mengembangkan usaha, sampai berhasil menjual dan memasarkan produknya yang tentunya ini akan meningkatkan perekonomian,” pungkasnya.
Sementara itu, Sekretaris DSM Slawi, Indra Era Vani mengatakan, kedepan bangunan yang memiliki 13 ruangan ini nantinya tidak hanya dipergunakan untuk produksi saja. Namun juga untuk memajang hasil karya teman-teman difabel Kabupaten Tegal, seperti kerajinan sangkar burung, batik, jahitan, sablon, makanan, dan lain-lain.
“Hingga kini jumlah anggota kami kurang lebih ada 320 orang. Disini ada 13 ruangan, nantinya yang akan kami manfaatkan terutama yang di bagian halaman belakang untuk teman-teman tuna netra,” kata Indra.
Adapun Kemampuan anggota DSM ini beragam, ada yang ahli dipembuatan sangkar burung, membatik, menjahit, dan membuat aneka jenis makanan seperti kue dan masih banyak lagi. Termasuk keahlian pijat oleh teman-teman tuna netra. Sehingga menurut Indra, ia berencana memanfaatkan ruangan yang ada di belakang untuk tempat pijat. Mengingat pijat tuna netra di kalangan masyarakat Kabupaten Tegal sudah cukup dikenal.
Dengan adanya rumah produksi ini, bagi masyarakat yang ingin pijat tuna netra bisa langsung ke gedung ini. Sehingga lebih mudah karena praktek pijatnya terpusat di satu lokasi. Harapannya mereka yang pijat, setelah selesai bisa sekalian melihat-lihat produk yang ada di rumah produksi difabel.
“Saya berharap dengan adanya rumah produksi ini, hasil karya teman-teman difabel semakin dikenal oleh masyarakat luas. Kami juga ingin membuktikan bahwa hasil karya kami tidak kalah dengan yang lainnya dan bisa bersaing di pasaran,” harap Indra.
Salah satu anggota DSM, Kholisoh mengungkapkan, dia sangat bersyukur dan senang mengetahui ada rumah produksi bagi kaum difabel di Kabupaten Tegal termasuk dirinya. Selain bisa belajar bersama dan saling bertukar ilmu, rumah produksi juga bisa digunakan sarana untuk pemasaran yang lebih luas lagi.
“Saya dan teman-teman sangat senang dan bersyukur. Karena ada tempat untuk produksi dan memasarkan produk ke masyarakat. Ya bisa dikatakan sebagai wadah bagi kami, sehingga semuanya menjadi lebih semangat lagi untuk menciptakan inovasi atau karya baru,” tuturnya.