Oleh : Soedanto Poncho Soelarso (Penikmat sejarah Tegal)
SEJARAH, korantegal.com – Tradisi moci di Tegal ternyata sudah lama sejak tahun 1867. Hal ini dibuktikan dengan adanya foto-foto kolonial yang diambil di studio foto sekitar tahun 1867-1910, kemungkinan difoto oleh Kassian Céphas.
Jenis poci-potnya dan kipsao/trekpot di Jawa pada gambar di atas dan foto-foto masa kolonial (yang juga digunakan untuk kartu pos; di bawah) yang sepertinya memiliki keunikan tersendiri dalam penggunaannya di kalangan masyarakat Jawa pada masa lalu.
Sejak zaman kolonial hingga sekarang, poci-pot selalu dikonotasikan sebagai teko untuk menyajikan “nasgitel”. Akronim “panas-legi-kenthel”; (panas, manis dan kental) lengkap dengan gula batu atau gula merah sebagai pemanisnya.
Sedangkan kipsao/trekpot sepertinya ingin menekankan perbedaan penggunaan kipsao/trekpot dibandingkan dengan poci-pot. Dari gambar bisa di jelaskan trekpot/kipsao terkesan identik dalam penyajian kopi, sedangkan poci-pot tetap sebagai teko.
Baca Juga : Jatuhnya Resident Tegal ke Pihak Inggris Tahun 1809
Walaupun pada prakteknya ada juga yang menggunakan trekpot/kipsao untuk membuat “teh tubruk”, namun sekali lagi poci tidak digunakan untuk menyajikan kopi. Foto-foto di bawah ini memperlihatkan masyarakat Jawa sedang menikmati kopi dan teh di rumah bersama teman.
(BBM)