SLAWI, korantegal.com – Rencana penutupan total perlintasan kereta api di Desa Munjung Agung dan Desa Padaharja menuai protes, warga Kecamatan Kramat Kabupaten Tegal ini meminta agar jalan desa yang tembus diperlintasan kereta api tersebut jangan ditutup total. Dengan pertimbangan masyarakat disana masih membutuhkan, baik untuk pejalan kaki maupun pengendara sepeda motor, terutama para buruh pekerja pabrik dan anak sekolah.
Kepala Desa Padaharja Firman Maulana mengatakan, rencana penutupan total memang tidak jadi dilakukan, untuk pejalan kaki maupun pengendara sepeda motor masih bisa lewat, kecuali mobil memang tidak bisa.
“Kalau ditutup total warga akan kesulitan, misalnya jika ada musibah kematian, warga yang tinggal di utara rel kereta api, ingin memakamkan keluarganya di selatan rel dan begitu sebaliknya, karena itu kalau jalan tersebut ditutup total, maka kasihan mereka,” ujarnya, saat ditemui di ruang kerjanya pada Rabu (19/2/20)
Reaksi warga tersebut terkait adanya pelaksanaan sosialosasi rencana operasi pusat pemasaran BBM milik Pertamina yang dipindah dari Kota Tegal ke tempat yang baru selesai dibangun, yang lokasi nya di selatan Stasiun Larangan Munjung Agung.
“Warga protes karena dari hasil rapat sosialisasi yang berlangsung di kantor Kecamatan Kramat pada Senin (17/2/20) lalu memaparkan adanya perintah dari Kementerian Perhubungan Pusat untuk menutup total perlintasan kereta api guna mengantisipasi adanya kecelakaan di lokasi tersebut”. Tutupnya. (Samhar)