Kepala Dinparbudpora Kota Pekalongan, Sabaryo Pramono menyebutkan jumlah perajin tempe ada 70 orang namun yang masuk jadi anggota paguyuban ada 30-an.
“Jadi sebenarnya kita memfasilitasi informasi dan edukasi di wilayah sini agar ada tempat pengembangan produk tempe. Kalau ada tamu dari luar kota ingin belajar sudah ada tempat dan fasilitas memadai di sini sehingga perajin tempe terus eksis,” bebernya.
Sementara itu, salah satu pengrajin tempe Kelurahan Kuripan Kertoharjo Kota Pekalongan, Dzikriyah mengaku ingin meningkatkan penghasilan ibu-ibu di rumah, misalnya dengan mengolah tpe menjadi stek, nugget, egg roll, dan sebagainya agar sisa tempe yang tak terjual tidak mubazir.
“Kami difasilitasi showroom, Alhamdulillah senang dan bangga para perajin tempe mendapat perhatian pemerintah. Ini bisa menjadi wadah informasi agar ke depannya jadi taman edukasi untuk anak PAUD SMP yang ingin belajar membuat tempe,” tukasnya.