LEBAKSIU – Balita yang mengalami gizi buruk di Kecamatan Lebaksiu, Kabupaten Tegal, jumlahnya sangat fantastis. Yakni mencapai 131 anak. Hal itu terungkap saat Anggota Komisi IX DPR RI Dewi Aryani berkunjung ke Puskesmas Lebaksiu, Rabu (29/7/2020).
Diperoleh data dari pihak Puskesmas, Dewi menyatakan, 131 anak yang mengalami gizi buruk itu tersebar di 8 desa. Antara lain, Desa Lebaksiu Kidul, Lebaksiu Lor, Kajen, Yamansari, Timbangreja, Kesuben, Dukuhloh dan Desa Jatimulya.
“Ini baru satu puskesmas, belum di puskesmas lain. Di Kabupaten Tegal angka gizi buruk dan stunting memang tinggi,” kata Politikus Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan ini.
Meski tinggi, lanjut Dewi, Dinas Kesehatan Kabupaten Tegal tidak menutup data. Mereka selalu terbuka ketika ditanya soal data gizi buruk dan stunting. Beda dengan daerah tetangga yang selalu menutupi data tersebut. Padahal, jika transparan data, pihaknya bisa menyengget anggaran pemerintah pusat untuk memberikan bantuan kepada keluarga penerima manfaat.
“Mungkin ketika ada anggota DPR RI sidak ke daerah dikiranya mau mencari-cari kesalahan, bukan, jangan salah persepsi, saya tidak mencari kesalahan. Saya justru ingin tahu situasi di lapangan dan perlu akurasi soal data. Ini untuk memperjuangkan anggaran supaya lebih tepat dan akurat,” cetusnya.
Sementara, Kepala Puskesmas Lebaksiu, dr Bambang Sungkono membenarkan saat ditanya soal jumlah gizi buruk di wilayahnya sebanyak 131 anak. Dia mengungkapkan, anak yang mengalami gizi buruk di Kecamatan Lebaksiu memang tinggi. Hal itu karena mereka mayoritas dari warga tidak mampu. Menurut dia, tidak hanya gizi buruk, tapi jumlah stunting juga tinggi. Sasaran balita 2900, entry identitas 98,52 persen, entry pengukuran 96,75 persen, stunting 514 anak atau 18,62 persen.
“Jumlah balita gizi buruk dan stunting di Lebaksiu memang tinggi,” tukasnya. (jeki)