Scroll kebawah untuk baca artikel
Inspire Slawi

Hebat, Anak SMP Ini Sulap Kardus Bekas Jadi Barang Berkelas

×

Hebat, Anak SMP Ini Sulap Kardus Bekas Jadi Barang Berkelas

Sebarkan artikel ini
Salah satu miniatur truk dari kardus bekas atau cardboard craft milik Rama yang tersisa. Sebagian koleksi terbaiknya sudah ia berikan ke teman, saudara ataupun tetangga yang menyukainya.

PANGKAH, korantegal.com – Usia muda dan punya bakat seni tentunya menjadi dambaan setiap insan. Terlebih bila bakat seninya bisa terus dilatih dan diasah seperti Maratama Arizka Putra (14), siswa kelas delapan SMP IT Lukman Al Hakim, Slawi. Dari kesukaannya menggambar otomotif, Rama, begitu nama panggilannya, mampu menyulap kardus bekas menjadi aneka miniatur kendaraan.

Kesukaan menggambar awalnya ia dapatkan dari kakeknya yang seorang dokter namun punya hobi membuat sketsa otomotif. Rama adalah cucu dari dokter Bimo Bayu Adji, anggota dewan kehormatan PMI Kabupaten Tegal yang juga aktif di gerakan pramuka Kwarcab Kabupaten Tegal.

“Dulu saya suka melihat eyang menggambar kendaraan, seperti mobil, kereta, bus hingga pesawat. Dari sanalah ide saya muncul untuk mengubah gambar dua dimensi menjadi miniatur yang bahannya saya dapat dari memanfaatkan barang bekas seperti kardus, triplek hingga botol,” kata Rama ditemui dirumahnya, Jumat (28/05/2021).

Aktifitasnya membuat miniatur rumah dan kendaraan sudah ia mulai sejak masih duduk di bangku kelas tiga sekolah dasar. Sedangkan referensi gambarnya sendiri, ia peroleh dari internet. Puluhan karya miniatur kendaraan otomotif dari kardus sudah pernah ia buat, mulai dari mobil, angkutan kota, bajaj, truk, bus, hingga road roller atau slender.

Ditanya soal durasi pembuatannya, Rama mengaku bisa menghabiskan waktu sekitar satu minggu untuk satu unit model miniatur otomotif. “Pembuatannya bisa memakan waktu seminggu karena saya buat detailnya juga, seperti kursi, dashboard, kemudi dan lainnya,” kata Rama.

Salah satu miniatur truk dari kardus bekas atau cardboard craft milik Rama yang tersisa. Sebagian koleksi terbaiknya sudah ia berikan ke teman, saudara ataupun tetangga yang menyukainya.
Jumlah koleksi miniatur milik Rama kini memang sudah jauh berkurang, karena sebagian besar ia berikan ke orang lain, termasuk karya-karya terbaiknya. “Ya kebetulan ada teman, saudara, anak kecil dari tetangga main ke sini terus suka buatan saya ya tinggal dibawa, saya kasihkan saja,” ujarnya polos.

Ternyata tidak hanya itu, Rama yang tinggal di Perumahan Griya Pangkah Indah ini juga piawai menggambar aneka karakter tokoh kartun jepang, manga. Sudah banyak tokoh kartun yang dibuatnya. Untuk melihat karya lengkapnya, Rama mengunggah setiap proses pembuatan tokoh kartun ini lewat kanal youtube-nya, yaitu Maratama Art.

Rama, lewat kanal youtube-nya, Maratama Art, membagikan proses pembuatan kartun karakter anime Jepang, manga.
Rama, putra pertama Cessnasari Bimo, wartawan senior Suara Merdeka ini punya cita-cita menjadi seorang animator. Oleh karenanya, ia pun mulai menekuni pembuatan 3D modeling dengan mengikuti kelas animasi di Trasa Coworking Space.

“Pelatihannya gratis, setiap satu minggu sekali di hari Sabtu. Tempatnya juga enak, nyaman. Di sana kami belajar 3D modeling, teksturing dan animasi. Aplikasi yang dipelajari saat ini masih memakai aplikasi Blender. Cara belajarnya sangat menyenangkan, disamping dapat modul dan video tutorial,” jelasnya.

TrackingSpace atau Trasa Coworking Space menjadi sarana tempat Rama belajar 3D modeling dan animasi. Dipandu mentor dari relawan teknologi informatika TrackingSpace kini Rama mampu membuat aneka model tiga dimensi kendaraan otomotif menggunakan aplikasi Blender.
Tak lupa, Rama pun menitip pesan ke teman-teman sebayanya agar bisa memanfaatkan waktu luang dengan baik. Juga jangan ragu untuk menekuni sesuatu sepanjang itu menyenangkan dan positif bagi pengembangan diri.

“Di masa pandemi, saat kegiatan belajar tatap muka di sekolah dibatasi, kita jadi punya lebih banyak waktu di rumah. Selain membantu orang tua, dari rumah kita juga bisa mengasah apa yang jadi kegemaran, seperti menggambar, menulis, membuat hasta karya dan sebagainya,” katanya. (AD/HN)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.