KEDUNGBANTENG, korantegal.com – Pemerintah Kabupaten Tegal telah menyiapkan anggaran senilai Rp 4 miliar untuk mengatasi tumpukan sampah yang menggunung di dermaga utama tempat pemrosesan akhir (TPA) sampah Desa Penujah, Kecamatan Kedungbanteng. Informasi ini disampaikan Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Tegal Muchtar Mawardi saat melakukan rapat koordinasi terkait TPA Penujah di Objek Wisata Waduk Cacaban, Jumat (11/02/2022) pagi.
TPA Penujah seluas 4,1 hektar itu hanya didukung oleh satu unit eskavator dan dua unit buldoser, di mana satu unit buldoser sering mengalami kerusakan.
Menurut Muchtar, dana tersebut akan digunakan untuk menyewa sejumlah alat berat seperti eskavator dan buldoser selama setahun. Keterbatasan alat berat dan anggaran pemeliharaannya menjadikan proses pemerataan sampah dari dermaga buang ke penjuru TPA seringkali terkendala karena alat berat rusak.
“Alat berat yang kami miliki sering mengalami kerusakan. Sehingga ini mengakibatkan sampah di truk tidak bisa dibongkar di dermaga TPA yang akhirnya menyebabkan antrian panjang truk sampah sampai di luar TPA,” katanya.
Dampaknya, sambung Muchtar, truk sampah tertahan di sini dan tidak bisa kembali ke tempat penampungan sementara (TPS). Imbasnya sampah di TPS jadi menumpuk karena tidak terangkut. Untuk itu, dirinya berharap pengadaan sewa alat berat ini segera terealisasi secepatnya.
“Kami sudah konsultasi dengan salah satu konsultan perencana. Nanti akan dihitung berapa jumlah ideal alat berat yang dibutuhkan untuk mendistribusikan sampah yang masuk ke TPA Penujah sekaligus mengatasi gunungan sampah yang ada di dermaga,” jelasnya.
Terkait tumpukan sampah di TPS Curug yang memanjang di jalan, Muchtar menyampaikan pihaknya akan memindahkan sampah tersebut sementara waktu ini masuk ke eks Pasar Hewan Curug. Rencananya, hari Minggu (13/02/2022) pihaknya akan mempersiapkan lokasinya terlebih dahulu agar truk sampah bisa masuk dan membongkarnya di dalam.
Menanggapi hal tersebut, Bupati Tegal Umi Azizah mengatakan pengadaan alat berat berupa eskavator dan buldozer sangat diperlukan untuk meringankan beban kerja alat yang ada. “Karena memang untuk mengatasi ini tidak bisa menggunakan tenaga manusia. Sehingga dengan adanya penambahan alat berat bisa mengurai sampah yang menumpuk di pintu dermaga TPA,” ujarnya.
Ditanya soal solusi jangka pendek untuk mengatasi kendala di TPA Penujah tersebut, Umi menyampaikan DLH akan membuka pintu selatan agar bisa diakses truk yang akan membongkar muatannya.
Umi pun mengajak seluruh masyarakat ikut terlibat dalam penanganan masalah sampah ini. Tujuannya adalah mengurangi volume sampah yang dihasilkan dan samph yang masuk ke TPA. Upaya tersebut dimulai dari menumbuhkan perilaku sadar memilah sampah dari rumah, mengurangi penggunaan kemasan sekali pakai, mengelola sampah organik, hingga mengaktifkan kelembagaan bank sampah di komunitas. Pasalnya, penyumbang sampah terbesar saat ini adalah sampah rumah tangga.
“Harus ada gerakan masyarakat sadar akan pengelolaan sampah. Dan ini yang menjadi tantangan kita bersama, tantangan juga bagi dunia pendidikan, termasuk pemberdayaan masyarakat oleh pemerintah desa lewat program Desa Merdeka Sampah. Sehingga ini yang harus dilakukan dari sekarang, diterapkan mulai dari diri sendiri. Karena jika terus dibiarkan, tidak ada yang peduli, maka akan semakin parah,” tegas Umi. (OI/hn)