Scroll kebawah untuk baca artikel
Ekbis

Wabup Tegal: Dunia Pemasaran Menuntut UMKM Kita Go Digital

×

Wabup Tegal: Dunia Pemasaran Menuntut UMKM Kita Go Digital

Sebarkan artikel ini
Wakil Bupati Tegal Sabilliah Ardie (ketiga dari kanan) saat menerima audiensi PT Dreamscape di Ruang Rapat Sekretaris Daerah Kabupaten Tegal, Rabu (03/03/2021) siang.

SLAWI, korantegal.com – Perubahan perilaku konsumen yang kini banyak beralih ke pola digital mendorong perlunya pelaku usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) menangkap peluang tersebut dengan bertransformasi ke sistem penjualan elektronik, baik melalui media sosial maupun platform marketplace. Pernyataan tersebut disampaikan Wakil Bupati Tegal Sabilliah Ardie saat menerima audiensi PT Dreamscape di Ruang Rapat Sekretaris Daerah Kabupaten Tegal, Rabu (03/03/2021) siang.

Ardie mengatakan, pandemi Covid-19 adalah momentum yang tepat bagi para pelaku usaha UMKM untuk beradaptasi dan memperkuat literasi digitalnya. Hal ini tidak terlepas dari meningkatnya nilai transaksi dan volume perdagangan elektronik selama pandemi, termasuk pertumbuhan jasa pengiriman barang. Meski demikian, ekosistem digital ini tidak saja menuntut kemampuan penggunanya mengoperasikan aplikasi, tapi sekaligus juga soal pilihan media efektif yang akan membantu pelaku usaha menemukan pasarnya secara tepat.

“Literasi digital ini sangat penting bagi pelaku UMKM, terutama untuk mengembangkan praktik komunikasi, menjalin relasi dan aktivitas lain yang berkaitan dengan media digital. Namun hal yang menjadi permasalahan adalah tidak semua kalangan UMKM mampu menjangkau teknologi, baik dari akses maupun edukasinya,” kata Ardie.

Untuk itulah pihaknya berencana menggandeng PT Dreamscape sebagai perusahaan jasa konsultansi yang akan memfasilitasi UMKM Kabupaten Tegal bertransformasi pada pasar digital. Tidak hanya itu, kehadiran mitra profesional diharapkan mampu menumbuhkan inovasi pada strategi pemasaran produk UMKM di tengah persaingan pasar bebas membanjirnya produk luar negeri yang sangat mudah diakses lewat platform marketplace dalam negeri.

“Dunia pemasaran yang kian menglobal menuntut UMKM kita Go Digital. Untuk memenangkan kompetisi di pasar tersebuka, maka banyak hal yang harus diperhatikan, antara lain desain produk kemasan harus lebih atraktif. Tidak harus itu tampil beda, lebih penting daripada itu adalah mampu membangun brand lewat karakternya yang unik sehingga menciptakan keunggulan baik kompetitif maupun komparatif,” katanya.

Senada dengan itu, Head of Business Development Sitebeat Sunny Prima Juwita mengatakan ada sejumlah faktor yang harus diperhatikan dalam UMKM Go Digital ini, antara lain faktor pemasaran, faktor keuangan dan faktor produksi.

“Sebagaimana yang disampaikan bapak Wakil Bupati Tegal bahwa UMKM Go Digital lebih menekankan pada aspek pemasaran sebagai parameter utama yang harus didongkrak. Akan tetapi, ini tidak hanya soal pilihan platformnya saja melainkan juga pengembangan dari sisi pelaku UMKM. Sementara untuk kesiapan dari sisi keuangan pada UMKM Go Digital ini kami siap membantu memfasilitasi pendanaan untuk UMKM. Terakhir adalah faktor produksi, yaitu bagaimana pelaku UMKM akan kita fasilitasi agar mampu berinovasi mengikuti perkembangan di dunia pemasaran digital,” jelasnya.

Menanggapi hal tersebut, Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah, Penelitian dan Pengembangan Kabupaten Tegal Bambang Kusnandar Aribawa mengatakan jika kebijakan pembangunan daerah tahun 2021 ini lebih difokuskan pada pemulihan ekonomi akibat pandemi yang di dalamnya menyangkut pemberdayaan UMKM hingga tiga tahun ke depan. Sementara itu, Ketua Bidang UMKM Dinas Perdagangan Koperasi dan UKM Kabupaten Tegal Suhinarso menuturkan jika pihaknya siap melakukan pendampingan UMKM Go Digital, termasuk memfasilitasi pelatihan bagi para pelaku UMKM mulai dari kewirausahaan, sertifikasi halal produk makanan dan minuman, hingga pendampingan untuk menjalin kemitraan.

“Kami berharap program UMKM Go Digital ini dapat dilaksanakan agar secepatnya para pelaku usaha mikro kita bisa beradaptasi, menyesuaikan diri dengan e-commerce, termasuk literasi keuangan digital yang kami rasa itu sangat perlu karena sebagian besar masih mengandalkan transaksi konvensional,” jelas Suhinarso. (EW)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.