“Ini hanyalah perkiraan awal saja, berdasarkan penemuan fosil kerbau purba sebelumnya di Kaligintung. Untuk keakuratan umur fosil pastinya perlu penelitian lebih lanjut,” tegas Wildan yang merupakan alumni UPN fakultas Geologi.
Terlepas dari fragmen kerbau purba tersebut, di Museum Mini Purbakala Buton yang dikelola Rafli Rizal (56) dan dirinya itu, saat ini menyimpan ribuan fragmen dan baru berhasil teridentifikasi sekitar 2000 fragmen.
Dimana untuk master piece-nya adalah fragmen manusia purba homo erectus arkaik (fosil tulang paha, akar gigi, dan rahang) yang diperkirakan berusia 1,8 juta tahun atau lebih tua 300 ribu tahun dari homo erectus yang ditemukan di Sangiran, Jawa Tengah.
Selanjutnya ada juga artefak (alat manusia purba), gajah purba sinomastodon bumiajuensis (50%), gajah stegodon (gigi), elephas (kepala dan gigi), kuda air (rahang dan gigi), badak (harang dan gigi), buaya muara/crocodylus porosus (rahang dan kulit, buaya sungai (rahang dan gigi), kerbau (kepala dan tanduk), banteng (kepala dan tanduk), santeng/kerbau kerdil sejenis antelop (kepala dan tanduk).
“Untuk fosil hewan-hewan laut yang ada diantaranya adalah terumbu karang gastropoda dan pelecypoda, serta ekor ikan pari. Selain itu semua juga ada fosil daun dan kayu purba,” tandasnya.
Di museum juga tersimpan fosil tempurung kura-kura purba raksasa (stupendemys geographicus), harimau (tulang paha kanan), canis/anjing hutan (gigi).
Selain zaman prasejarah, di museumnya itu juga menyimpan peninggalan zaman sejarah, yaitu zaman megalitikum dengan penemuan 2 buah lumpang di Dukuh Pungkuran Desa Kalierang dan 1 lumpang di Desa Jatisawit.