Scroll kebawah untuk baca artikel
Tegal - Slawi

Pesanan Peti Mati Pasien Covid-19 di Slawi Kembali Meningkat, Pembuatan Sampai Dilembur

×

Pesanan Peti Mati Pasien Covid-19 di Slawi Kembali Meningkat, Pembuatan Sampai Dilembur

Sebarkan artikel ini
Proses pembuatan peti mati untuk jenazah Covid-19 di Kelurahan Pakembaran, Kecamatan Slawi, Kabupaten Tegal. [Suara.com/F Firdaus]

SLAWI, korantegal.com – ‎Permintaan peti mati di Kabupaten Tegal kembali meningkat seiring dengan melonjaknya jumlah kasus Covid-19.

Seorang pembuat peti di Kelurahan Pakembaran, Kecamatan Slawi, Suhadi Haha (41) mengatakan, pesanan peti mati untuk jenazah pasien Covid-19 dari rumah sakit meningkat hingga 30 persen dalam satu bulan terakhir.

‎”Mulai ada peningkatan lagi setelah Lebaran karena jumlah kasus lagi meningkat dan yang meninggal juga banyak,” kata pria yang biasa dipanggil Haha itu seperti dilansir Suara.com (jaringan media korantegal.com), Rabu (30/6/2021).

Menurut Haha, permintaan peti mati tersebut datang tak kenal waktu. Tak hanya pagi atau siang, tetapi juga malam dan dini hari. Bahkan tingginya permintaan membuat Haha dan empat pekerjanya terkadang harus lembur mengerjakan pembuatan.

‎”Kadang pagi atau siang baru kirim dua atau tiga peti mati, malamnya ada pesanan lagi dua atau tiga tapi stok gak ada, akhirnya mendadak bikin dan dilembur,” ungkapnya.

Dalam satu hingga dua pekan, Haha bisa mengirim enam sampai 10 peti mati ke rumah sakit. Sebelumnya, jumlah peti mati yang dikirim berkisar tujuh hingga delapan dalam satu bulan.

“Sekarang lebih sering mengirim karena memang permintaan dari rumah sakit meningkat‎. Mungkin dampak arus mudik,” ujarnya.

‎Menurut Haha, mayoritas pesanan peti mati datang dari RSUD dr Soeselo Slawi, Kabupaten Tegal.

“Pernah juga ada pesanan dari RSUD Suradadi, tapi tidak banyak karena di sana bikin sendiri,” ucapnya.

‎Peti mati yang dibuat Suhadi berukuran panjang dua meter dan lebar 70 sentimeter. Selain dari kayu, bahan yang digunakan adalah triplek.

“Kalau yang pakai triplek yang tebal biar cepat dan simpel,” katanya.

Adapun harga yang dipatok untuk satu peti mati yakni Rp1,2 juta. Harga ini menurut Suhadi turun dari sebelumnya Rp1,4 juta.

“Harganya turun karena anggarannya tidak cukup, karena kasusnya naik. Kewalahan. Jadi dari rumah sakit minta harga diturunkan,” ucapnya.

‎Sementara itu, kasus positif Covid-19 di Kabupaten Tegal hingga Selasa (29/6/2021) sudah mencapai 9.612 orang. Dari jumlah itu, kasus aktifnya sebanyak 601 orang. Sementara jumlah kematian tercatat 447 orang.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.