SLAWI, korantegal.com – Satu orang Pasien Dalam Pengawasan (PDP) asal Desa Brekat Kecamatan Tarub yang sebelumnya sempat dikabarkan pergi meninggalkan rumah sakit tanpa izin dari tempatnya dirawat di Kota Tegal, terkonfirmasi positif Covid-19. Informasi ini disampaikan Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Pemkab Tegal dr. Joko Wantoro hari Sabtu (25/4) sore tadi.
Joko mengatakan, perihal tersebut pihaknya sudah dikabari Dinas Kesehatan Kota Tegal semalam. Namun, karena belum adanya salinan resmi hasil pemeriksaan swab, pihaknya belum bisa menetapkan status pasien yang bersangkutan ke dalam terkonfirmasi positif. “Saat ini, pasien sedang menjalani perawatan di RSUD Suradadi dan sekarang sudah kita tetapkan statusnya sebagai pasien terkonfirmasi positif”, katanya.
Lebih lanjut Joko menginformasikan, pasien tersebut adalah seorang laki-laki berusia 42 tahun dan karena profesinya sebagai pengemudi moda transportasi umum di Jakarta, maka statusnya saat itu sudah dicatat sebagai PDP. Dengan adanya kasus ini maka jumlah terkonfirmasi positif di Kabupaten Tegal menjadi 12 orang dengan rincian satu orang sembuh, dua meninggal dunia dan sembilan sedang dirawat di rumah sakit. “dari sembilan pasien terkonfirmasi positif yang dirawat di rumah sakit berasal dari Desa Brekat Kecamatan Tarub”, ujar Joko.
Sementara diperoleh kabar jika ada seorang pejabat ASN di lingkungan Pemkab Tegal yang menjadi PDP di RSUD Suradadi dengan hasil rapid test positif. Joko pun membenarkan informasi tersebut dan mengatakan jika ada salah satu pejabat di lingkungan Pemkab Tegal, laki-laki berusia 47 tahun, berdomisili di Pemalang ditetapkan statusnya sebagai PDP. “Beliau adalah seorang pejabat pemangku wilayah tingkat kecamatan. Di masa pandemi Covid-19 ini, mobilitas dan intensitasnya di lapangan cukup tinggi. Namun demikian, siapa saja yang menjadi kontak eratnya kini sudah ada dalam daftar tracking Dinas Kesehatan Kabupaten Tegal dan sebagian sudah dilakukan rapid test untuk mengetahui hasilnya”, katanya.
Ditanya soal dugaan tertularnya pejabat ASN ini, pihaknya belum bisa memastikan karena masih dalam proses pendalaman. “Sejauh ini memang tidak ada riwayat perjalanan dari luar daerah, sehingga tracking kita fokuskan pada orang-orang terdekatnya”, ungkap Joko.