ADIWERNA – Warga di lingkungan Masjid Jami Al Haq Desa Tembok Kidul, Kecamatan Adiwerna, Kabupaten Tegal berkurban 10 sapi dan 7 ekor kambing. Dari jumlah itu, 2 sapi diantaranya jenis simental seberat 1,2 ton.
“Sapi simental ini, kami beli di Kediri Jawa Timur. Ini sapi kontes. Harganya Rp 106 juta. Sedangkan ongkos kirimnya Rp 10 juta,” kata Ketua Pengurus Masjid Jami Al Haq Desa Tembok Kidul, H Abdul Ghofir, Sabtu (1/8/2020).
Menurutnya, warga di lingkungan Masjid Jami Al Haq atau tepatnya di wilayah RT 17 RW 03 memang selalu kompak setiap Hari Raya Idul Adha. Mereka selalu menyisihkan rezekinya untuk berkurban. Bahkan, warga di wilayah tersebut juga memiliki tabungan kurban. Setiap hari Sabtu, warga yang mayoritas berprofesi sebagai pengusaha konveksi itu, menyetorkan tabungannya ke pengurus atau bendahara. Dan tahun ini, jumlah tabungan warga sudah mencapai Rp 500 juta. Adapun, jumlah warga di RT 17 sekitar 50 kepala keluarga (KK). Sedangkan yang berkurban sebanyak 60 warga.
“Dagingnya kami bagikan kepada warga yang sudah mengajukan proposal,” sambungnya.
Dirinya tak menampik, penyembelihan hewan kurban di masa pandemi ini, berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya. Biasanya, warga penerima daging kurban, mengantre di depan Masjid Jami Al Haq. Tapi kali ini seluruh akses jalan di wilayah Desa Tembok Kidul ditutup portal. Hal ini untuk mencegah penyebaran Virus Corona. Sementara untuk pembagian daging kurbannya, diberikan kepada panti asuhan, ormas Islam, majelis taklim, yayasan pendidikan, kaum dhuafa, dan para karyawan konveksi.
“Ada sekitar 70 proposal yang mengajukan ke kami. Dan semuanya kami beri. Totalnya ada 1.612 bungkus daging kurban dari proposan itu. Setiap bungkus ada yang 3 kilo dan ada juga yang 2 kilo. Semuanya daging,” ujarnya.
Panitia Penyembelihan Hewan Kurban Masjid Jami Al Haq, Ofa, mengatakan, warga yang berkurban di tahun ini, sebagian para pemuda. Mereka sengaja menabung selama satu tahun untuk membeli sapi atau kambing. Sapi terberat kali ini 1,2 ton dan terendah 700 kilogram. Sedangkan kambingnya, beberapa ada yang jenisnya kambing etawa.
“Tahun ini jumlah hewan kurbannya memang agak menurun. Tahun lalu, sapinya 11 ekor, sekarang 10 ekor. Kambingnya tahun lalu 9 ekor, sekarang hanya 7 ekor. Semua ini karena imbas dari Covid-19. Semoga tahun depan bisa lebih baik lagi,” kata Bos Ofa, sapaan akrabnya.
Sekretaris Camat Adiwerna, Sobirin, yang hadir di lokasi menyatakan jika dirinya mendapat perintah dari Satuan Gugus Tugas kecamatan untuk mengecek situasi pelaksanaan penyembelihan hewan kurban di wilayah kerjanya. Penyembelihan harus menerapkan protokol kesehatan. Semua yang terlibat dalam acara itu harus memakai masker, jaga jarak dan cuci tangan pakai sabun.
“Kami keliling untuk memantau proses penyembelihan hewan kurban se-kecamatan Adiwerna. Seluruh akses jalan desa memang sengaja ditutup untuk lokal lockdown,” imbuhnya. (akshel)