KRAMAT – Gas elpiji 3 kilogram (Kg) mengalami kelangkaan di wilayah Kecamatan Kramat, Kabupaten Tegal. Untuk memenuhi gas melon itu, Pertamina melakukan Operasi Pasar (OP).
“Kami menyediakan 1.120 tabung untuk operasi pasar,” kata Unit Manager Comm & CSR Pertamina MOR IV Andar Titi Lestari, Jumat (3/8).
Dia menyebutkan, operasi pasar ini dilakukan untuk memenuhi kebutuhan permintaan LPG yang meningkat di wilayah Karesidenan Tegal. Peningkatan permintaan ini, karena adanya budaya syawalan di bulan Juni-Juli 2018.
“Dua bulan kemarin ada budaya syawalan, sehingga permintaan gas meningkat,” ujarnya.
Menurutnya, operasi pasar kali ini dilakukan di SPBU 44.521.18 Jalan Raya Bongkok Kecamatan Kramat. Dimulai pada pukul 08.30 hingga pukul 16.00. Harga per tabung hanya Rp 15.500.
“Tiap pembeli hanya boleh membeli 1 tabung dengan menunjukkan KTP,” ujarnya.
Andar menambahkan, sebelumnya Pertamina juga sudah melakukan penambahan fakultatif khusus untuk elpiji 3 kg pada 30-31 Juli. Yakni dari 4.604.120 tabung menjadi 4.650.400 tabung untuk memenuhi kebutuhan di masyarakat.
“Kami sebar tambahan kuota LPG 3 kg rata-rata 11 ribuan hingga 14 ribuan per kota. Tergantung dari kebutuhan tiap kotanya,” ucapnya.
Andar berharap pengguna elpiji 3 kg adalah mereka yang sesuai sasaran sehingga pasokannya bisa memenuhi kebutuhan. “LPG 3 kg ini barang bersubsidi. Kami harapkan yang menggunakan LPG melon ini adalah mereka yang benar-benar sesuai targetnya,” pintanya.
Sementara, Pemilik Pangkalan Gas Elpiji 3 Kg di SPBU Jalan Raya Bongkok, Kecamatan Kramat, Purnadi mengatakan, operasi pasar gas melon ini merupakan pasokan tambahan dari Pertamina. Pasokan tambahan yang diperolehnya sebanyak 560 tabung. Harga per tabung Rp 15.500 atau mengacu Harga Eceran Tertinggi (HET).
“Biasanya pasokan harian ke kami hanya 100 tabung. Ini pasokan tambahan sebanyak 560 tabung,” ujarnya.
Menurut Purnadi, operasi pasar hanya diperuntukkan kepada warga di sekitar pangkalan. Warga dibatasi membeli satu tabung dengan lebih dulu menujukkan KTP. “Operasi pasar cuma elpiji 3 kg. Yang 5 kg tidak. Karena yang dibutuhkan masyarakat yang 3 kg,” ungkapnya.
Purnadi menyebut operasi pasar hanya digelar satu kali. Untuk ke depannya, dia mengaku belum dapat memastikan apakah akan kembali digelar atau tidak. “Besok belum ada rencana,” ucapnya.
Sebelumnya, warga di sejumlah desa di Kecamatan Kramat kesulitan mendapatkan gas elpiji 3 kg. Kelangkaan tersebut sudah terjadi sejak pascalebaran. Warga pun harus mendatangi pangkalan dan antre sejak pagi buta agar bisa memperoleh elpiji 3 kg yang pasokannnya terbatas. (troy)