Scroll kebawah untuk baca artikel
Tegal - Slawi

Imbas Covid, Wartawan di Kabupaten Tegal Akhirnya Terbitkan Novel

×

Imbas Covid, Wartawan di Kabupaten Tegal Akhirnya Terbitkan Novel

Sebarkan artikel ini
Foto : Akhmad Sekhu

SURADADI, korantegal.com – Tak mudah melewati pandemi Covid-19 dengan tetap berkarya. Begitu banyak tantangan karena krisis di masa Pandemi melebihi krisis moneter (krismon). Demikian dirasakan Akhmad Sekhu, seorang wartawan dan juga anggota Forum Wartawan Hiburan (Forwan) Indonesia.

Pandemi Covid-19 berdampak pada seluruh sektor kehidupan, hingga bioskop tutup yang membuat para wartawan hiburan menjadi sepi kegiatan liputan. Tapi sepinya kegiatan itu ia siasati berkarya dengan menerbitkan novel ketiga berjudul ‘Pocinta’. Sebuah novel yang berkisah tentang cinta orang-orang yang suka sekali dengan moci alias minum teh poci.

“Saya bersyukur novel ‘Pocinta’ diapresiasi berbagai kalangan dari dalam dan luar negeri,“ tutur Akhmad Sekhu penuh rasa syukur, Kamis (8/4/2021).

Wartawan dan sastrawan kelahiran desa Jatibogor, Suradadi, Tegal, 27 Mei 1971 itu menuturkan, Konjen RI New York, Arifi Saiman, memberi apresiasi dirinya dengan memegang novel Pocinta di depan Patung Liberty, Amerika.

“Saya penulisnya masih di Tugu Pancoran, Jakarta Selatan, tapi karya saya sudah sampai di Patung Liberty, Amerika,” ucapnya mantap.

Tak hanya itu, lanjut Akhmad Sekhu, novel Pocinta rencananya akan dibahas di acara Video Radio Salt’NPeper yang jaringannya berbagai kedutaan RI di seluruh dunia.

“Apresiasi seperti ini membesarkan hati saya untuk tetap semangat berkarya,” ucapnya.

Menurut Sekhu, banyak artis juga memberi apresiasi dan menyampaikan ucapan selamat atas terbitnya novel Pocinta. Di antarannya Siti Badriah, penyanyi Nagaswara yang terkenal dengan lagu hits ‘Lagi Syantik’.

“Dalam novel ‘Pocinta’ tokoh utamanya bernama Legia, perempuan blacksweet alias hitam manis yang juga diceritakan menyanyi lagu hits ‘Lagi Syantik’ pada saat mandi,” ujarnya.

Selain itu, banyak artis lainnya, di antarannya, Cinta Laura, Christine Hakim, Erna Santoso, Nugie, Happy Salma, Paramitha Rusady, dan Yessy Gusman. Juga para sastrawan, seperti Gol A Gong, Eka Budianta, Evi Idawati, Hanna Fransiska, Harry Tjahjono, Jose Rizal Manua, Hasan Aspahani, Nia Samsihono, Apito Lahire, dan Atmo Tan Sidik, Duta Baca Kota Tegal.

“Ada juga Naratama, Produser dan Sutradara Program Televisi New York. Serta tak ketinggalan Sutrisno Buyil, Ketua Umum Fowan, memberi testimoni dalam novel Pocinta ini,” ungkapnya bangga.

Sekhu menjelaskan, Novel Pocinta berkisah tentang seorang perempuan blacksweet alias hitam manis bernama Legia yang mempunyai dua teman. Pertama, Pahing yang menyebut diri namanya Pay, adalah Sobat Ambyar, komunitas pecinta lagu-lagu Didi Kempot. Kedua, Kliwon menyingkat namanya jadi Kwon, seperti nama orang Korea, karena kecintaannya pada K-Pop.

Sejak kecil, ketiganya berteman selalu bersama dalam suka-duka, bahkan berjanji menjaga kebersamaan sampai kapan pun juga. Tak ada yang bisa memisahkan pertemanan sejati mereka yang sama-sama suka moci, sebuah tradisi minum teh poci di daerah Tegal.

Saat besar ada yang mencintai Legia, barulah Kliwon dan Pahing sadar kalau keduanya juga cinta. Mereka berdua akhirnya saling bersaing untuk mendapatkan cinta Legia. Tentu tak mudah bagi Legia untuk memilih di antara mereka berdua karena sudah berteman dekat dari kecil, bahkan sudah seperti saudara sendiri. Dari sinilah mulai terkuak siapa yang benar-benar cinta pada Legia. Dari sini juga, Legia jadi mengerti apa arti cinta yang sesungguhnya. (jeki)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.