Scroll kebawah untuk baca artikel
Tegal - Slawi

Audiensi Perwakilan Pedagang Balwas dengan DPRD Kota Tegal Berlangsung Ricuh

×

Audiensi Perwakilan Pedagang Balwas dengan DPRD Kota Tegal Berlangsung Ricuh

Sebarkan artikel ini
Suasana audiensi yang diadakan di Gedung DPRD Kota Tegal pada Selasa (15/12/20).

TEGAL, korantegal.com – Audiensi antara DPRD Kota Tegal dengan perwakilan pedagang berlangsung ricuh. Pertemuan yang bertujuan untuk mensinkronisasi aturan pemerintah dan opini pedagang, yakni aturan baru pemerintah Kota Tegal yang memindahkan aktivitas pasar tiban, yang biasanya setiap minggu diadakan di depan area sekitar Balai Kota Lama atau Balai Kota Lawas (Balwas), kini berpindah ke Jalan Slamet Riyadi.

Audiensi yang diadakan di Gedung DPRD Kota Tegal pada Selasa (15/12/20) pukul 13.00 WIB itu awalnya berjalan cukup lancar, namun suasana nampak emosi, saat salah satu perwakilan pedagang bernama Yuli menyuarakan keberatannya, dia mengatakan kekecewaannya karena dinilai aturan yang saat ini, hanya untuk kepentingan Pemerintah dan Organisasi Pedagang Balai Kota Lama (OPBAMA).

“Saya meminta Bapak meninjau ulang aturannya, jangan hanya memihak OPBAMA.” Ucap Yuli.

Sementara itu Ketua DPRD Kusnendro menyanggah keperpihakannya kepada salah satu paguyuban pedagang, bahkan dirinya memfasilitasi pedagang untuk diadakan pertemuan tersebut.
“Siapa yang memihak? Saya hanya mengefektifkan organisasi yang sudah ada. Anda sebelumnya melayangkan surat audiensi atas nama perwakilan pedagang kaki lima, lah kan sudah ada OPBAMA makanya saya mempertemukan Mas Romi selaku ketua OPBAMA dengan anda disini.” Tutur Ketua DPRD.

Suasana kian pelik, saat ada satu mahasiswa yang ikut di barisan perwakilan pedagang di sana, menggebrak meja karena turut kecewa.
Melihat kondisi yang tak kondusif, beberapa jajaran Pemerintah Kota Tegal mulai keluar ruangan, beberapa saat kemudian, akhirnya Ketua DPRD Kota Tegal membubarkan rapat di tengah acara, disertai jajaran yang masih ikut di dalamnya.

Ditemui terpisah, Ketua OPBAMA menyampaikan runut konflik keberatan yang dilayangkan oleh Yuli dan teman-temannya. OPBAMA sendiri berdiri tahun 2013 memang sempat mengalami vakum dalam aktivitasnya, seiring berjalannya waktu, kami dipanggil Polres, Pemkot dan Dinas terkait untuk diajak dialog. Terjadilah kesepakatan bahwa Pemerintah Kota Tegal mau membangun taman dan lainnya untuk kebaikan Kota Tegal.

“Kami mendukung penuh Pemerintah Kota Tegal dalam rangka pembangunan biar lebih bagus. Untuk itu, kami sepakat bahwa kami akan bergeser jualannya ke Jalan Slamet Riyadi sampai panggung timur, sesuai kesepakatan saat itu.” Tutur Romi.

Romi menambahkan, “Dalam perjalanannya, ada yang datang mengatasnamakan organisasi lain lagi. Setelah ditanya organisasinya apa, tidak ada yang tahu. Malah mengatasnamakan organisasi OPBAMA yang sudah ada, kami merasa kaget.” Lanjut Romi.

Rapat OPBAMA pada Oktober kemarin, di rumah Bapak Sholeh Kejambon menghasilkan kepengurusan baru. Intinya ada percepatan pembaharuan KTA. Nah, ternyata memang ada yang tidak suka.

“Kami sempat menawari Ibu Yuli dan lainnya bergabung, tapi tidak mau, sekira dua minggu kemarin. Sedangkan KTA sendiri kita beri perpanjangan sampai akhir Desember ini. Namun, karena mereka tidak mau ya sudah, kami tidak memaksa.” Imbuhnya.

Sementara itu saat dimintai keterangannya, Yuli menuturkan kekecewaan dan harapannya. DPRD hanya berpihak ke salah satu paguyuban pedagang. Kami sampai ini belum ada kejelasan penempatan relokasi yang layak, bukan di BPIP. Adanya aturan yang tidak sesuai antara Pemerintah Kota Tegal dan OBAMA pun dinilai hanya menguntungkan salah satu pihak. Tak luput, seperti alat adu domba antar pedagang.

“Kalau tidak boleh di sini, ya di Jalan Pemuda. Jalan yang satu arah, karena di tempat yang baru pun kejanggalan terjadi, seperti pungutan dari OPBAMA, belum dari RW sekitar dan pihak-pihak yang merasa tempatnya diambil, padahal itu tempat umum. Kami seperti diadu domba, padahal yang menempatkan kami di sana kan Pemerintah.” Ucap Yuli.

Dia menambahkan, “Aktivitas pasar yang dilakukan pedagang selama seminggu sekali ini ikut serta membantu ekonomi masyarakat. Pun masyarakat sekitar merasa terhibur dengan adanya pasar ini, semestinya diberi tempat yang layak.” Tutupnya. An.

Editor : Adhi

Respon (1)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.