Scroll kebawah untuk baca artikel
Pendidikan

Kok Bisa, Pelajar SMA dan Sarjana Masuk Daftar APS di Kelurahan Pasarbatang Brebes

×

Kok Bisa, Pelajar SMA dan Sarjana Masuk Daftar APS di Kelurahan Pasarbatang Brebes

Sebarkan artikel ini
MENYERAHKAN - Sejumlah peserta foto bersama usai mengikuti acara pembukaan "Gerakan Kembali Bersekolah" Kelurahan Pasarbarang, Kecamatan Brebes di Aula Islamic Senter.

BREBES, korantegal.com – Data anak putus sekolah (drop out) di Kelurahan Pasarbatang, Kecamatan/Kabupaten Brebes perlu dilakukan kroscek ulang. Itu menyusul ditemukannya daftar nama anak yang kini masih berstatus pelajar SMA dan sarjana, namun masih terdaftar dalam APS (anak putus sekolah).

Penemuan itu diketahui setelah orang yang bersangkutan mendapat undangan pada pembukaan pelaksanaan “Gerakan Kembali Bersekolah” Kelurahan Pasarbatang yang dilangsungkan di Islamic Senter, Senin (27/12/2021).

Ketua PKBM Generasi Bangsa Brebes Dr Abdul Kodir, MPd selaku penyelenggara kegiatan dalam sambutannya mengatakan, data anak putus sekolah yang tercatat di pemerintah saat ini sudah tidak falid. Untuk itu perlu dilakukan cek ulang terhadap nama-nama yang terdaftar sebagai anak putus sekolah.

“Saya memberikan undangan kepada calon peserta GKB sesuai dengan data yang ada di pemerintah. Tapi ternyata ada beberapa dari mereka yang hadir pada siang hari ini masih berstatus pelajar SMA. Bahkan ada juga yang pernah menempuh pendidikan sarjana dari Universitas Negera Semarang. Untuk itu saya minta maaf kalau undangan ini salah sasaran. Tapi inilah kroscek yang sebenarnya, agar nantinya data tersebut segera diperbaiki,” jelas Abdul Kodir.

Pihaknya juga menyangsikan jumlah anak putus sekolah di Kelurahan Pasarbatang yang mencapai 5.876 orang. Pasalnya, jumlah tersebut tidak sepadan dengan data di lima Kelurahan/Desa di Kecamatan Brebes yang pernah menjadi objek survei dirinya. Dimana untuk Kelurahan Limbangan Wetan hanya ada 26 GKB, Kelurahan Limbangan Kulon 36 GKB, Kelurahan Brebes 6 dan Kelurahan Gandasuli 0.

Tidak falidnya data tersebut, lanjut Abdul Kodir, tentu sangat merugikan pemerintah dan masyarakat itu sendiri. Selain akan terus membebani anggaran negara, juga akan menghambat percepatan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) di Brebes.

Dijelaskan, untuk mengurangi tingkat kemiskinan di Kabupaten Brebes salah satunya dengan meningkatkan pendidikan masyarakat. Dengan demikian, kesempatan masyarakat untuk berkompetisi di dunia kerja akan semakin luas.

Apalagi, saat ini banyak berdiri pabrik-pabrik di Brebes. Yang tentunya membutuhkan banyak tenaga kerja. “Jangan sampai karena pendidikan masyarakatnya yang rendah. Kita hanya cukup menjadi menonton saja. Sementara kesempatan kerja malah diisi oleh pendatang dari daerah lain,”tegas Abdul Kodir.

Sementara, Camat Brebes Asip Fauzan,SH SIP mengatakan, sudah saatnya dilakukan pendataan ulang terhadap jumlah anak putus sekolah di Kelurahan Pasarbatang. Untuk itu, pihaknya meminta kepada kepala kelurahan setempat untuk segera melakukan kroscek data.

Diakui, saat ini Kelurahan Pasarbatang dan Desa Pagejugan dianggap sebagai kelurahan/desa termiskin di wilayah Kecamatan Brebes. Untuk itu, Gerakan Kembali Bersekolah yang diselenggarakan PKBM di Kelurahan Pasarbatang sangat membantu pemerintah dalam mengurangi angka putus sekolah.

“Saya mengajak para tamu undangan untuk mengajak keluarga, tetangga dan saudaranya yang putus sekolah, untuk diajak agar mau kembali bersekolah melalui PKBM. Dengan harapan kedepannya tingkat pendidikan masyarakat khususnya di Kelurahan Pasarbatang akan semakin meningkat. Dan tentu itu juga akan membantu dalam mengurangi angka kemiskinan,”pungkas Asip Fauzan. (*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.