“Kami berharap generasi muda mampu memanfaatkan dan memaksimalkan platform-platform digital untuk berkarya. Platform digital memiliki keleluasaan akses yang sangat baik sehingga memudahkan penggunanya dalam menambah wawasan,” jelasnya.
Ahmad Abu Rifai mengungkapkan bahwa kemajuan teknologi mampu membuka pelbagai kesempatan, termasuk dalam berkarya. Publikasi yang dahulu terbatas dan terpusat sekarang menjadi lebih bebas.
“Kita memiliki ruang yang lebih dari cukup untuk mengekspresikan diri. Tak lagi terhalang pakem, modal, dan akses informasi. Kita dapat memulai berkarya melalui media sosial pribadi yang tidak melulu bisa dipandang rendah. Terkadang ada alasan tertentu yang justru membuat berkarya di medsos pribadi itu menjadi nilai tambah bagi sang penulis,” ungkap penulis yang pernah memenangi lomba penulisan esai Balai Bahasa Provinsi Jawa Tengah itu.
Lebih lanjut Abu menuturkan bahwa seorang penulis dalam berkarya di media digital, khususnya media sosial pribadi, juga harus menyajikan karya yang terbaik, bertanggung jawab pada karya yang ditulis di tiap platform, dan konsisten.
“Seorang penulis tidak boleh sewenang-wenang dengan menunjukkan kualitas bahasa yang buruk, apalagi dalam karya yang dibagikan kepada orang-orang karena bahasa memiliki dampak sosial. Kunci menulis memang harus belajar terus dan selalu menambah informasi tentang hal yang sedang tren. Penulis harus mampu memberikan nilai dalam tren tersebut sehingga tidak hanya sekadar ikut-ikutan, tetapi juga ikut menyumbang ilmu,” tambahnya.
Sementara itu, Mellyana Dhian Isfandhiary mengungkapkan bahwa terdapat berbagai kemudahan yang dapat diperoleh dari menulis di platform digital, yaitu self publishing (berkarya secara mandiri, tanpa seleksi), tidak perlu mengeluarkan uang, dan dapat berinteraksi dengan pembaca. Selain itu, penulis juga dapat bergabung dengan komunitas sesama penulis dengan mudah.
“Menulis juga bisa menjadi wadah personal branding.Setiap penulis tidak bisa langsung terkenal, membutuhkan proses. Platform menulis digital dapat menjadi wadah untuk memulai menulis dan salah satu media agar penulis pemula dapat dikenal oleh banyak orang,” ungkap Mbak Melly, sapaan akrabnya.
Menurut Melly, saat ini penerbit-penerbit yang memiliki karya best seller adalah penerbit yang menerbitkan novel dari platform menulis digital maupun karya dari media sosial, seperti Twitter. Niat, tujuan, motivasi yang jelas, dan konsisten merupakan kunci utama menulis di platform digital.
“Penulis harus berani mencoba, mengabaikan ketakutan, kekhawatiran, dan rasa tidak percaya diri dengan belajar otodidak,” tambah penulis novel Dear Imamku yang telah difilmkan itu.
(BBM)