TEGAL – Puluhan siswa SMP dan Madrasah Tsanawiyah (MTs) diamankan anggota Polsek Sumurpanggang, Kota Tegal, Kamis (16/8/2018). Mereka terpaksa digelandang ke Markas Polsek karena kedapatan membawa batu sebesar kepalan tangan orang dewasa dan gir sepeda motor yang disimpan di dalam tasnya.
Diduga, bocah berusia belasan tahun itu hendak tawuran dengan sekolah lain.
Kapolsek Sumurpanggang, Kompol Agus Endro Wibowo mengatakan, siswa yang diamankan itu berjumlah 55 anak. Penangkapan itu berawal saat jajaran Polsek Sumurpanggang melaksanakan giat patroli di wilayah hukumnya guna mengantisipasi tindak kriminalitas. Namun, saat melintas di Jalan Abdul Syukur Kecamatan Margadana, petugas melihat ratusan anak SMP sedang berkumpul.
“Waktu itu jam sebelas siang. Mereka sedang nongkrong di pinggir jalan,” kata Agus Endro.
Saat melihat itu, Kapolsek langsung menginstruksikan anggotanya untuk berhenti dan menanyakan apa yang sedang dilakukan para siswa tersebut. Namun, ketika para anggota baru turun dari mobil patroli, mendadak puluhan pelajar itu lari kalang kabut. Mereka berpencar ke berbagai arah. Para petugas tidak kalah akal. Sejumlah pelajar berhasil ditangkap dan digeledah tasnya.
“Yang kami tangkap cuma 55 anak. Lainnya kabur. Kami langsung periksa tasnya, ternyata ada batu dan gir motor yang sudah diikat dengan sabuk (ikat pinggang). Kami langsung membawanya ke kantor (Mapolsek Sumurpanggang),” jelasnya.
Kapolsek mengatakan puluhan siswa yang diamankan itu berasal dari salah satu SMP Negeri dan MTs di Kabupaten Tegal. Mereka diduga hendak menyerang siswa SMP Negeri 18 Kota Tegal yang ada di Jalan Abdul Syukur. Beruntung, aksi tersebut dapat dicegah.
“Dari keterangan beberapa anak, mereka mengaku tidak akan melakukan penyerangan terhadap siswa SMP lain. Mereka ngakunya cuma mau bertamu dan berteman,” kata Kapolsek.
Setelah dikumpulkan di Mapolsek, para siswa tersebut diberi pembinaan dari pihak kepolisian supaya tidak mengulangi kejadian serupa. Nama- nama mereka juga sudah dicatat. Petugas kemudian memanggil pihak sekolah. Termasuk orangtua siswa dan petugas Polsek domisili sekolah.
“Kami cuma membinanya. Dan sekarang sudah kami serahkan kepada pihak sekolah,” pungkasnya. (akshel)
Discussion about this post