SLAWI, korantegal.com – Amblesnya ruas Yomani – Guci tepatnya di tanjakan Clirit Desa Kalibakung beberapa waktu lalu, masih dirasakan masyarakat hingga saat ini, bahkan berdampak sepinya jumlah pengunjung obyek wisata Guci.
Kepala UPTD Objek Wisata Guci, Ahmad Hasib mengatakan, efek jalan ambles sangat luar biasa karena penurunan jumlah pengunjung mencapai 80 persen.
“Dari yang biasanya jumlah pengunjung mencapai 700-900 orang per hari di weekday (hari biasa), saat ini paling hanya 90-95 orang yang berkunjung ke Guci. Sedangkan di hari libur atau weekend Sabtu dan Minggu yang biasanya ramai mencapai 2.000 pengunjung, saat ini yang tercatat hanya sekitar 300-400 pengunjung saja. Sehingga penurunannya sangat signifikan. Kondisi ini juga dikeluhkan oleh para pedagang di wisata Guci karena lapak mereka sepi”, katanya seperti dilansir Tribunjateng, Jum’at (5/2021).
Hasib juga menyebut, meski dari pihak objek wisata Guci juga sudah menginfokan tentang jalur alternatif, namun diakui oleh Hasib wisatawan tetap enggan dan lebih memilih menunda kedatangan mereka. Kebanyakan dari pengunjung merasa tidak nyaman dan lebih suka jika melalui jalur utama.
“Kami juga sudah memberikan opsi jika ingin berkunjung ke Guci bisa lewat jalur alternatif katakan lewat Jatinegara, bisa juga lewat Pemalang, tapi mayoritas wisatawan merasa males jika lewat jalur lain. Belum lagi jika sudah tahu jalan arah Guci longsor, maka mereka beranggapan jalur lainnya juga sama saja,” paparnya.
Tidak hanya kunjungan wisata ke Guci saja yang sepi dan turun drastis, penginapan yang ada di area Guci pun terkena imbasnya. Karena yang bisa dijadikan patokan, ketika yang berujung ke Guci sepi maka penginapan juga demikian. Hasib pun berharap agara jalan yang menuju obyek wisata Guci segera diperbaiki.
“Harapan kami jalan yang menuju objek wisata Guci bisa diperbaiki, sehingga kendaraan mobil, bus, bisa melintas lagi. Karena kalau sekarang masih cukup mengkhawatirkan terutama untuk kendaraan mobil,” tutupnya.
Editor : Asmoro