SLAWI, korantegal.com – Kehadiran Koperasi Desa Merah Putih (KDMP) tidak untuk mematikan usaha lain di desa atau badan usaha milik desa atau BUMDes, namun sebaliknya, akan memperkuat struktur perekonomian desa secara gotong royong.
Informasi ini disampaikan Direktur Jenderal Pembangunan Desa dan Perdesaan Kementerian Desa dan Pembangunan Daerah Tertinggal Nugroho Setijo Nagoro saat acara Workshop Evaluasi Pengelolaan Keuangan dan Pembangunan Desa di Gedung PMI Kabupaten Tegal, Rabu (16/04/2025).
Nugroho mengaku banyak mendapat pertanyaan dari sejumlah pihak, termasuk kepala desa soal kekhawatiran dan keberlanjutan BUMDes. Ia menegaskan bahwa kehadiran KDPM ini tidak dimaksudkan untuk mematikan usaha lain atau BUMDes, tetapi justru untuk memperkuat perekonomian desa.
“Kehadiran Koperasi Desa Merah Putih itu tidak dimaksudkan untuk mematikan usaha-usaha lain atau badan usaha milik desa. Tapi justru kehadirannya menambah intensitas perekonomian dan memang tidak boleh dipertentangkan. Kalau bisa malah dikerjasamakan,” tandasnya.
Menurutnya, persoalan ekonomi desa belum bisa diselesaikan dengan kehadiran BUMDes. Sehingga Presiden Prabowo Subianto memiliki perspektif untuk menyelesaiakan permasalahan ekonomi di desa ini secara gotong royong melalui pembentukan KDMP.
Untuk itu, Pemerintah melalui Instruksi Presiden Nomor 9 Tahun 2025 tentang Percepatan Pembentukan Koperasi Desa/Kelurahan Merah Putih menargetkan pembentukan atau revitalisasi 80.000 koperasi desa dan kelurahan dalam beberapa tahun ke depan yang peluncuran perdananya akan dilakukan tanggal 12 Juli 2025 mendatang, bertepatan dengan Hari Koperasi Nasional.
Pemerintah telah merumuskan kebijakan satu desa satu KDMP yang kelembagaannya dimiliki masyarakat desa dan pembentukannya dilakukan melalui musyawarah desa atau musdes. Sehingga pihaknya mendorong desa mempercepat pelaksanaan mudes untuk pembentukan KDMP.










