BREBES – Harga garam di tingkat petambak di Kabupaten Brebes, merosot tajam. Anjloknya harga garam tersebut, dipicu melimpahnya pasokan hasil produksi pada tahun 2018 lalu. Kini, harga per kilogram garam hanya berkisar Rp 400.
Pantauan di lokasi pada Kamis (4/7/2019) siang, ratusan karung garam milik petambak garam di Desa Kaliwlingi, Kecamatan Brebes, masih menumpuk di areal tambak. Tumpukan garam tersebut merupakan hasil panen di bulan Juni hingga November 2018 lalu.
Melimpahnya pasokan tersebut, mengakibatkan petani kesulitan memasarkan. Ironisnya, saat ini di tingkat petambak harga perkilogram garam ditawar Rp 400. Padahal, pada tahun lalu harga jual garam mampu mencapai diatas Rp 700 per kilogram.
“Stoknya masih banyak, kita bingung mau menjual ke mana. Tawaran terakhir harganya cuma Rp 400 perak ke pengepul,” keluh salah satu petambak garam, Surya.
Masih banyaknya stok, menyebabkan para petambak mengurangi proses produksi garam. Sebab, jika dipaksakan terus berproduksi, dikhawatirkan justru akan menambah biaya dan merugi.
Tak hanya di tingkat petambak, stok garam juga masih melimpah hingga ratusan ton di sejumlah gudang milik pengepul. Para pengepul mengaku kesulitan memasarkan, over pasokan dari berbagai daerah. Untuk mengurangi kerugian, mereka menyalurkan garam tersebut kepada pengusaha ikan asin.
“Sekarang ini garam memang sedang lesu semua. Stoknya masih banyak, tidak ada yang beli,” kata Slamet Solihin, pengepul garam lainnya.
Perlu diketahui, pada cuaca normal, satu hektar tambak bisa memproduksi 12 ton garam dalam sekali panen, setelah tujuh hari proses pengeringan. Para petambak berharap, pemerintah turun tangan untuk menstabilkan harga agar petambak bisa memperoleh untung. (jeki)