Scroll kebawah untuk baca artikel
Brebes - Bumiayu

Gegara Mafia Proyek, Wawan Seorang Insinyur Banting Setir Jualan Sate Kambing

×

Gegara Mafia Proyek, Wawan Seorang Insinyur Banting Setir Jualan Sate Kambing

Sebarkan artikel ini
DISKUSI - Wawan (kaos putih) mantan penyedia jasa kontruksi tengah berdiskusi dengan rekan aktifis di Kabupaten Brebes. (foto: harviyanto)

BREBES, korantegal.com – Berjualan sate kambing akhirnya menjadi pilihan Wawan (40). Pria berpostur kurus dan tinggi ini harus banting setir berjualan agar tetap bisa membiayai pendidikan bagi anak-anaknya. Ditemui Rabu (26/1/2022), Wawan mengaku memulai berjualan sate kambing sejak tiga tahun terakhir. Itu dilakukan setelah dirinya tidak lagi mendapat kepercayaan mengerjakan proyek infrastuktur di Brebes.

Terakhir kali, akui Wawan, dirinya mengerjakan proyek pembangunan jembatan di Wlahar, Larangan pada tahun 2018 silam. Setelah itu dia tidak pernah lagi mendapat pekerjaan yang menjadi bidang kerjanya. Sanjana teknik sipil ini pun mengaku prihatin dengan keadaan yang terjadi sekarang ini. Pasalnya, banyak pekerjaan proyek yang malah dikerjakan oleh orang yang bukan ahli di bidangnya.

“Sedang orang seperti saya ini, yang notabene sarjana teknik sipil malah tersingkirkan,”keluh Wawan. Alhasil, tidak sedikit proyek-proyek infrastuktur di Brebes kualitasnya tidak sesuai harapan. Tersingkirnya ia dari bisnis penyedia jasa konstruksi bukanlah tanpa alasan. Banyak hal yang tidak sesuai dengan perasaan batinnya. Praktek transaksional jual beli paket pekerjaan oleh oknum menjadi alasan utama ia mundur dari bisnis tersebut.

Bahkan hal itu ia alami sendiri di akhir-akhir dirinya memutuskan untuk off sebagai penyedia jasa konstruksi. Diceritakan, saat itu ia didatangi oleh orang yang mengaku kepanjangan tangan dari salah satu anggota dewan. Oleh orang tersebut ia ditawari beberapa paket pekerjaan proyek dengan nilai dibawah 200 juta. Namun dengan syarat harus menyetorkan sejumlah uang terlebih dulu.

Ia pun memenuhi sebagian apa yang diminta orang tersebut. “Saat itu saya hanya kasih uang 5 juta, dengan harapan bisa mendapatkan paket pekerjaan yang dijanjikan,”ujar Wawan. Dan setelah ditunggu-tunggu, pekerjaan itu tidak pernah ia dapat hingga sekarang ini.

Nasib serupa ternyata tidak hanya dialami ia saja. Tidak sedikit rekan sesama penyedia jasa konstruksi bernasib sial. Mereka harus kehilangan sejumlah uang karena tergiur rayuan manis oknum mafia proyek. Hanya saja, mereka tidak berani mengutarakan perasaan jengkel karena takut tidak dikasih pekerjaan di tahun-tahun berikutnya.

Melihat praktek-praktek kotor tersebut, pemilik CV Karya Indah Jaya yang beralamat di Jatibarang ini akhirnya memutuskan untuk berhenti sebagai penyedia jasa konstruksi. Bahkan CV miliknya pun sudah tidak aktif beroperasi.

Meski begitu, dibenak Wawan masih menyimpan harapan besar. Ia ingin praktek-praktek mafia proyek khususnya di Kabupaten Brebes agar segera diberangus. Pasalnya, itu sangat merugikan pemerintah sendiri. “Kalau kualitas pekerjaannya jelek, kan pemerintah yang rugi,”timpal Wawan. Untuk itu, ia minta agar pekerjaan infrastuktur agar diserahkan ke orang-orang yang memang ahli di bidangnya.

Tidak hanya dalam urusan mendapatkan proyek. Praktek-praktek curang juga terjadi saat penyedia jasa melaporkan hasil pekerjaannya. Ia menduga, ada beberapa penyedia jasa yang bermain mata untuk mendapatkan hasil uji laboratorium dari lembaga independent. Hal itu dikandung maksud agar pekerjaan bisa diterima dan uang bisa dicairkan.

Adanya praktek mafia proyek juga diakui oleh Budi Prabowo. Pria yang pernah duduk sebagai Anggota DPRD Brebes periode 2004-2009 ini mengaku pernah ditawari sejumlah uang oleh seorang penyedia jasa konstruksi. Itu agar pekerjaan proyek yang menjadi aspirasinya dikerjakan oleh yang bersangkutan.

“Tapi, demi Allah, waktu itu saya tolak. Saya masih ingat betul, waktu itu saya memperjuangkan aspirasi pengurugan lapangan Klampok Wanasari senilai 250 juta dan Perpustakaan Daerah 100 juta,”beber dia. Pria yang kini menjadi Ketua GNPK RI Kabupaten Brebes pun berharap praktek jual beli proyek di Brebes agar segera diberantas.

“Apalagi, sebagai ketua organisasi, saya memiliki komitmen kuat untuk bisa memberantas praktek-praktek korupsi, khususnya di Kabupaten Brebes tercinta ini,”pungkas dia. (*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.