PEKALONGAN, korantegal.com – Bermain sambil belajar. Itulah konsep yang disuguhkan tempat wisata edukasi La Ranch. Mengambil konsep kampung Indian, wisata ini beralamat di Desa Limbangan Kecamatan Karanganyar Kabupaten Pekalongan Jawa Tengah. Wisata yang berdiri sejak 18 Oktober 2019 lalu, La Ranch hadir dengan misi memberikan edukasi pembelajaran sambil bermain di ruang terbuka. Di sini pengunjung terutama anak-anak bisa berkuda, memanah, berkebun, mengenal dunia binatang dan beragam wahana bermain anak lainnya.
Pemilik La Ranch, Yanto memang sengaja membuat konsep wisata tersebut. Dirinya ingin membantu mengembangkan serta mengeksplorasi kemampuan anak-anak dengan metode pembelajaran di luar ruangan.
“Sesuai namanya La Ranch itu identik dengan padang rumput yang luas. Dimana tempat para pengembala dengan menunggangi kuda untuk mengontrol domba-dombanya,” ucapnya saat dihubungi SuaraJawaTengah.id Jumat (19/12/2020).
Wisata seluas enam hektar ini memang diciptakan untuk memberikan sesuatu yang berbeda. Yang tidak bisa anak-anak dapatkan di ruang kelas.
“Di sini anak-anak akan belajar bagaimana cara menanam dan memetik. Lalu bisa bersentuhan langsung dengan media pembelajaran lainnya yang telah kami sediakan,” ucapnya.
Dengan adanya wisata edukasi ini, Yanto berharap bisa berkontribusi dalam membentuk karakter anak sejak dini. Sebab menurutnya, anak-anak itu merupakan pondasi awal sebuah bangsa.
“Adanya pandemi membuat pembelajaran di sekolah menjadi serba online. Ini tidak bisa dibiarkan, takutnya anak-anak cenderung terus bermain gadget dan berpotensi menjadi kepribadian yang anti sosial,” jelasnya.
Meski baru berumur satu tahun, La Ranch sendiri sudah dikenal hingga luar kota. Hal itu dibuktikan dengan wisawatan yang datang dari Pemalang, Semarang dan sekitarnya.
Wisata edukasi La Ranch sendiri tidak dipungut biaya tiket masuk. Cukup membayar tempat parkir saja. Namun untuk berkuda di siang maupun malam hari dikenakan biaya yang berbeda. Begitu juga dengan wahana-wahana yang ada di dalamnya.
Selain wisata edukasi, area ini terdapat juga wisata kuliner yang tergolong unik. Suasana resto dan cafe tersebut dihiasi dengan pernak pernik ala suku Indian yang ditata rapih. Sehingga mampu menjadi area spot selfie bagi pengunjung. Tak hanya itu, para pegawai yang melayani pengunjung pun mengenakan kostum ala suku Indian.
Adapun untuk menu-menu kuliner di sini terbagi menjadi dua pilihan. Yakni mulai jam 09.00 sampai pukul 15.00 menyajikan menu resto.
“Ada nasi campur bali, sop iga, sop buntut, sate, cumi, ayam, ikan goreng ataupun bakar,” ujarnya.
Sementara itu, menjelang sore hingga malam beralih menjadi cafe. Menu yang ditawarkan pun seperti nasi goreng, kentang goreng, spageti hingga aneka ragam varian kopi.
“Menu cafe dikhususkan untuk para milenial yang nongkrong di malam hari. Tentunya biar merasakan suasana malam di alam terbuka seperti ini,” tandasnya.
Sumber : suara.com
Editor : Adhi