Scroll kebawah untuk baca artikel
Tegal - Slawi

Akibat Musim Kemarau, 18 Desa di Kabupaten Tegal Krisis Air Bersih

×

Akibat Musim Kemarau, 18 Desa di Kabupaten Tegal Krisis Air Bersih

Sebarkan artikel ini
Petugas pemadam kebakaran sedang memadamkan api di lahan kering. Kebakaran itu akibat warga yang membuang putung rokok sembarang.

SLAWI – Kabupaten Tegal saat ini sedang dilanda musim kemarau. Akibat musim itu, sedikitnya 18 desa di 5 kecamatan mengalami krisis air bersih.

Berdasarkan catatan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Tegal, lima kecamatan itu yakni, Warureja, Suradadi, Jatinegara, Dukuhwaru, dan Balapulang.

“Dari lima kecamatan itu, paling parah di Warureja. Di sana ada tujuh desa mengalami kekeringan,” kata Kabid Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Tegal, Sabar Heriyanto, Rabu (15/8).

Sejauh ini, pihaknya mengaku sudah menyalurkan bantuan air bersih ke sejumlah desa yang kekeringan. Bantuan dilakukan bersama Palang Merah Indonesia (PMI) Kabupaten Tegal. Jumlah air yang disalurkan mencapai ratusan ribu liter.

“Bantuan kita lakukan bergilir. Setiap hari pasti ada yang minta,” ucapnya.

Sejumlah di wilayah Kecamatan Warureja, Kabupaten Tegal antre air bersih.

Sementara, saat ditanya tentang lahan pertanian yang ikut terdampak, Sabar belum bisa memastikan jumlah luas area persawahan yang mengalami kekeringan.

“Kami fokus mengirim bantuan untuk desa-desa. Jadi, untuk jumlah luas lahan persawahan yang mengalami kekeringan kita belum tahu,” ujarnya.

Sabar menghimbau kepada masyarakat untuk memperhatikan beberapa hal penting selama musim kemarau ini. Diharapkan tidak membuang puntung rokok sembarangan, apalagi di kawasan lahan kosong yang terdapat banyak daun kering. Karena hal itu dapat menyebabkan kebakaran.

Selain itu, dia juga berpesan kepada para pendaki Gunung Slamet saat menyalakan api unggun. Apabila sudah tidak digunakan, supaya langsung dimatikan.

“Walau di pegunungan tidak dilanda kekeringan, tapi cuaca dan kondisi dapat memantik api karena hembusan angin musim kemarau. Untuk itu, sebaiknya dipastikan agar api unggun sudah dimatikan jika tidak terpakai,” pungkasnya. (troy)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.