Scroll kebawah untuk baca artikel
Ekbis

Mendulang Rupiah di Lahan Sempit dengan Hidroponik

×

Mendulang Rupiah di Lahan Sempit dengan Hidroponik

Sebarkan artikel ini

DUKUHWARU, korantegal.com – Pertanian hidroponik di lahan sempit kian digandrungi, utamanya warga yang tinggal di perkotaan. Pembatasan aktifitas sosial selama pandemi Covid-19 tak pula sedikit yang dimanfaatkan warga untuk menanam sayuran organik. Selain menjadi sumber pangan keluarga, sebagian pelaku menjadikannya sumber penghasilan. Salah satunya Dian Fifi Apriliani (36), warga Perumahan Griya Kabunan Asri di Desa Kabunan, Kecamatan Dukuhwaru.

Dian, saat ditemui reporter Humas Pemkab Tegal, Rabu (16/09/2020) siang di rumahnya, mengatakan, peluang bisnis bercocok tanam dengan teknik hidroponik sangat menguntungkan. Dari aneka sayuran berwarna hijau dan segar yang ditanam di pekarangan rumahnya seluas 9 x 13 meter ini, ia bisa meraup keuntungan bersih Rp 2,5 juta setiap bulannya.

Berawal dari keputusannya berhenti bekerja dari sebuah perusahaan, ibu dua anak ini mulai bertanam hidroponik sejak tahun 2016. Ia mengaku mulai tertarik bertanam hidroponik karena caranya mudah. Menurutnya, penanaman dengan teknik hidroponik akan menghasilkan kualitas tanaman yang lebih terjamin mutunya. Selain aman dari pestisida, hasil panennya lebih bagus, lebih besar dan banyak mengandung mineral. Selain itu, tanaman hidroponik akan tumbuh lebih cepat daripada yang tumbuh di media tanah.

“Awalnya saya hanya iseng saja mengisi waktu luang dengan menanam dan memanfaatkan barang bekas seperti wadah gelas air mineral. Waktu itu baru menanam 50 lubang dan setelah panen tidak langsung dijual, tapi dibagikan ke tetangga sekitar. Karena sering saya posting ke medsos, ada orang yang tertarik dan mengajak bermitra, maka sekalian saya seriusi bisnis ini,” ujarnya.

Kini, produk sayuran miliknya telah dikirim ke sejumlah supermarket di wilayah Tegal dan Brebes, termasuk mensuplai beberapa pedagang kebab, burger dan katering di sekitaran Slawi. Beberapa jenis sayuran yang ia tanam antara lain pakcoy, selada, bayam merah, pagoda hingga siomak. Ditanya soal harga jugal, Dian membandrol Rp 10.000 untuk 3 jenis sayuran tanpa kemasan. Sementara yang sudah dikemas, ia bandrol Rp 4.000 untuk satu jenis sayuran.

Dian menambahkan, dirinya siap membagikan ilmu urban farming menggunakan sistem hidropinik ini. Untuk memudahkan proses turorialnya, ia pun juga menjual aneka perlengkapan untuk bertanam hidroponik beserta bibit sayurannya. (OI)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.