Slawi – Kurikulum Merdeka dirancang agar pembelajaran di sekolah lebih menyenangkan dan bermakna. Materi pelajaran pun dipangkas dan hanya fokus ke materi esensial. Materi di kelas juga disesuaikan dengan minat, bakat, dan kebutuhan siswa. Pernyataan ini disampaikan Sekretaris Daerah Kabupaten Tegal Widodo Joko Mulyono saat melantik 386 orang aparatur sipil negara (ASN) sebagai tenaga fungsional guru tahun 2023 di Pendopo Amangkurat, Rabu (12/07/2023).
Joko mengatakan, guru adalah tulang punggung negara dalam mendidik dan mencerdaskan kehidupan bangsa. Tugas guru saat ini adalah menyiapkan generasi pembelajar, generasi cerdas dan unggul untuk menyongsong visi Indonesia Maju, Indonesia Emas 2045.
Guru memiliki peran sentral dalam mewujudkan pendidikan berkualitas, di mana seorang guru selayaknya juga bisa menginspirasi dan memotivasi siswa pembelajar, bahkan untuk melakukan hal-hal yang mungkin tak terbayangkan sebelumnya.
Guru yang baik, lanjut Joko, adalah guru yang mampu melihat perbedaan dari setiap siswanya. Namun perbedaan yang dilihatnya tidak dipandang sebagai kekurangan siswa tersebut, melainkan kelebihan yang tidak dimiliki siswa lain. Sehingga melalui implementasi Kurikulum Merdeka akan mendorong terciptanya sistem pembelajaran sekolah yang lebih menyenangkan dan berorientasi pada siswa juga pembelajaran yang bermakna dan berkualitas.
Pembelajaran pada kurikulum baru ini akan menyesuaikan bakat, minat dan kemampuan siswa. Sehingga untuk menerapkannya, tenaga pendidik harus bisa mengenali karakter dan potensi setiap siswa, disamping pula harus ada terobosan atau inovasi yang berarti di setiap satuan pendidikan, di mana sekolah dan gurunya dituntut cepat mendisrupsi pola pembelajarannya yang adaptif pada kurikulum Merdeka Belajar.
Menanggapi hal tersebut, ditemui usai pelantikan, guru SD Negeri Kertasari 02 Suradadi Nanang mengungkapkan jika keberadaan kelompok kerja guru (KKG) masih belum mencukupi kebutuhannya dalam meningkatkan kompetensi dasar, seperti kompetensi pedagogik dan profesional di tengah tuntutan Kurikulum Merdeka.
Menurutnya perlu ada program rutin, pengembangan ataupun penunjang untuk menambah wawasan dan keterampilan guru, menjadikan guru lebih matang dalam menerapkan Kurikulum Merdeka, sekalipun sudah tersedia platform Merdeka Mengajar.
“Penerapan Kurikulum Merdeka menuntut adanya program pelatihan dan pendampingan bagi para guru di lapangan,” ungkapnya.
Lebih jauh, Nanang menjelaskan ada inovasi pembelajaran yang ia terapkan di lingkungan sekolah, yaitu program implementasi kurikulum merdeka (IKM). Program ini dirancang untuk mendukung peluncuran Kurikulum Merdeka dengan menyediakan ruang penyaluran bakat dan karakter masing-masing siswa yang termotivasi dari guru.
Puncak pembelajaran program IKM ini ada di akhir semester berupa pemberian apresiasi kepada siswa, juga diselenggarakan pameran hasil karya siswa.
“Program IKM ini lebih banyak praktiknya, sehingga siswa terdorong dan terlatih untuk berkreasi, menggali kreativitas sesuai dengan minat dan bakatnya masing-masing,” kata Nanang.
Tak lupa dia juga mengungkapkan rasa syukurnya telah diberikan amanah jabatan fungsional guru. Dirinya berkomitmen akan bekerja profesional sebagai guru demi melahirkan generasi cerdas yang akan mendukung Indonesia Emas 2045. (SAB/hn)