Slawi – Sekretaris Daerah Kabupaten Tegal Amir Makhmud melepas penugasan Bambang Hariyanto, Kepala SMP Negeri 1 Bumijawa yang akan mengajar di sekolah Indonesia di luar negeri. Amir berpesan, selain memberikan pengajaran yang baik sesuai disiplin ilmunya, kehadiran Bambang di Kota Jeddah, Arab Saudi tempatnya mengajar selama tiga tahun ke depan, diharapkan mampu menjadi duta kebudayaan dan pariwisata.
Diharapkan, guru yang bertugas mengajar di luar negeri bisa ikut mengenalkan budaya nusantara dan daya tarik pariwisata unggulan, khususnya Kabupaten Tegal. Hal tersebut disampaikan Amir saat menerima kehadiran Bambang bersama Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Tegal Fakihhurokhim di ruang kerjanya, Rabu (17/01/2024).
Amir mengaku bangga dengan prestasi aparatur sipil negara (ASN) Pemkab Tegal ini yang mampu berkompetisi dan menyisihkan kompetitor lain pada proses seleksi nasional di Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek).
“Saya senang ada guru kita bisa mengajar di luar negeri. Saya berharap, pengalamannya tinggal dan mengajar di sana bisa memberikan banyak pengalaman untuk dibagikan ke guru-guru di sini dan memotivasi yang lain untuk mengambil kesempatan mengajar di luar negeri,” kata Amir.
Sementara itu, di hadapan Sekda Amir, Bambang mengungkapkan program guru mengajar di luar negeri ini bertujuan untuk memenuhi layanan pendidikan warga negara Indonesia di luar negeri. Kemendikbudristek bekerja sama dengan Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) mendirikan sejumlah sekolah Indonesia di luar negeri (SILN). Sehingga di sini dibutuhkan tenaga pendidik untuk mendukung kegiatan belajar mengajar.
Adapun setiap guru yang ditugaskan mengajar di SILN harus melalui proses seleksi cukup panjang di Kemendikbudristek. Menurutnya, tahapan seleksi diawali dari pendaftaran calon guru SILN, pengiriman berkas administrasi, pengiriman portofolio, tes kompetensi bahasa Indonesia dan bahasa inggris, microteaching, psikotes, dan wawancara.
“Saya mengikuti seleksi guru SILN ini tahun 2021. Saat itu Kemendikbudristek membuka formasi guru untuk jejang TK sampai dengan SMA di sejumlah negara seperti Malaysia, Singapura, Thailand, Jepang, Kairo, Saudi Arabia, Filipina dan Belanda. Kurang lebih ada 78 formasi untuk guru kelas dan guru mata pelajaran yang dibutuhkan di SILN ini,” ungkapnya.
Ditanya soal persyaratan mengikuti seleksi guru SILN ini, Bambang menjelaskan, setiap guru yang mendaftar harus memiliki sertifikat pendidik dan berpendidikan minimal sarjana S1. Bagi PNS, minimal golongan III.b, memiliki Nomor Unik Pendidik dan Tenaga Kependidikan (NUPTK), memiliki pengalaman mengajar minimal lima tahun, diutamakan memiliki sertifikat atau penghargaan tingkat nasional, memiliki kecakapan berbahasa Inggris serta menguasai bahasa lokal sesuai negara penempatan yang dilamar.
Proses tahapan seleksi dilaksanakan secara langsung oleh Kemendikbudristek selama tiga bulan. Setelah melalui tahap seleksi dan dinyatakan lulus, calon guru SILN akan mengikuti pembekalan dari Kemendikbudristek, Kemenlu dan Lemhanas. Kegiatan pembekalan ini bertujuan agar para guru SILN memiliki pengetahuan tentang tugas pokoknya sebagai pengajar warga negara Indonesia di negara lain, sekaligus mengemban misi diplomasi Indonesia.
Selanjutnya, para calon guru SILN tinggal menunggu proses keberangkatan ke negara penugasan sesuai dengan surat keputusan penugasan yang dikeluarkan Kemendibudristek. Meskipun proses seleksi guru SILN dilaksanakan secara bersamaan, namun pemberangkatannya ke setiap negara bisa berbeda-beda. Ini tergantung kebijakan negara tujuan dalam mengeluarkan visa kerja bagi guru yang akan masuk ke negaranya.
Sesuai SK Kemendibudristek, masa penugasan guru SILN adalah tiga tahun dan bisa diperpanjang sesuai dengan kebutuhan. Selama proses penugasan, guru SILN harus siap mengajar di jenjang sekolah yang berbeda serta lintas mata pelajaran. Hal ini disebabkan keterbatasan jumlah guru pada sekolah Indonesia di luar negeri. (HR/hn)