“Parametrik desain ini menggunakan kecerdasan logika matematika, dimana kita mengumpulkan satu ukuran yang dijadikan sebuah master desain. Dari master desain itulah kita bisa membuat motif yang baik. Motif yang kita pilih ini dituangkan ke dalam suatu kain yang semuanya masih menggunakan kaidah-kaidah batik secara manual. Dari pemanfaatan ini, kita ingin membuat pembaharuan motif batik yang ekologis dan menyesuaikan perkembangan teknologi,” terangnya.
Ia menyebutkan, beberapa motif batik AI yang berhasil diproduksinya antara lain batik Tambal 101 (satu kosong satu), batik Simplicity of Parang dan batik The Dancing of Truntum. Proses pengerjaan batik AI bisa berlangsung selama 3 minggu. Untuk harganya, dikarenakan ini merupakan batik tulis asli yang menggunakan bahan halus maka batik AI milik Falahy ini bisa mencapai harga Rp3-6 juta.
“Sementara untuk menyentuh pasar anak-anak muda, biasanya kita mendesain batik AI nya lebih sederhana untuk menghemat produksi sehingga harganya lebih murah, yaitu di bawah 1 juta rupiah,” tandasnya.
(Dn/BBM)